Mata ini tak
mampu terpejam malam tadi hingga pagi ini pun terasa sangat melelahkan
buatku...
Pagi pertama
ditanah yang baru.entah telah berapa jenis tanah yang telah kupijaki dibelahan
bumi ini. Wajahnya serupa namun tak sama. Mungkin
ini salah satu kedahsyatan kuasa Tuhan.
Begitu juga
kita. Berjuta watak makhluk yang bernama "Manusia" ini,tapi tak ada
satu pun yang sama.dan dalam perbedaan itu,mereka dengan bangga menggolongkan
dirinya dalam golongan yang sama, "Manusia". Aneh...entah apa
kriteria mereka itu?
Tanah ini
begitu kaya. Didalamnya terisi sebuah batuan yang menjadi rebutan buat kaum
kapitalis. Demi mendapatkannya, banyak yang rela mengorbankan jiwa orang
lain,menjual hak milik orang lain, menipu...juga membunuh. Itukah
"Manusia"?
Sejuk,
tentram, lega, bangga, namun awam. Lagi-lagi saya mengaktualkan risalah seorang
pesuluk, "Hijrah". Hari ini kakiku menapaki bagian lain dari pulau
Borneo. Kutai...disini, terekam sejarah jaya sebuah kerajaan hindu. Kerajaan
yang punya peran penting dalam penyebaran agama hindu di negri ini. Tapi
Kini,kerajaan itu telah berubah menjadi kerajaan tambang batu bara. Eksotisme
hutan hijau kalimantan yang telah lama
mengubur "Emas Hitam" ini kini telah gundul dibabati Buldozer-buldozer
para penambang. Yang lebih menyedihkan lagi, kita hanya menjadi buruh buat
pihak asing yang mengeruk tanah kita ini. Negri ini memang kaya SDA namun
miskin SDM. Anak negri yang bisa mengambil hasil dari kekayaan itu hanya
segelintir saja. Itupun hanya para petinggi-petinggi kita yang rela menipu
rakyatnya sendiri. Alangkah tak sadarnya ia, sebenarnya iapun telah dittipu
oleh pihak asing.
Mungkin
karena aku terlalu sering menghujat realitas ini, maka Tuhan pun menjerumuskan
aku kesini. Menjadi buruh buat pihak asing. Hehehe....(aku menertawai
diriku sendiri).
Ini hanyalah
curahan perasaanku,tidak ku sangka saya bisa berada disini. Telah lama aku
berjalan dalam khayalku, kini khayal itupun menjadi cerita pengalamanku.
Dalam
kebahagiaan terpendam inilah,muncul semangat belajar dan bekerja yang sangat
kuat,hingga kadang raga ini tak sanggup untuk membendungnya. Terlalu banyak hal
yang ingin aku luapkan disini tapi belum ada daya untuk melakukan itu semua.
Lelah memang selalu menghadang tapi itu buka rintangan buatku,semua hanya
masalah waktu. Rintangan ini bak permen
mint isi coklat. Kulitnya terasa pedih namun isinya terasa manis. Ini adalah
pengalaman manisku.
Baca pula:
0 komentar:
Posting Komentar
Tinggalkan komentarnya dong...