Rabu, 14 Desember 2011

Paripurna Cinta

Sebuah cerita dari zaman yang bernama zaman khayal, tepatnya di sebuah negri anta berantah. Ini tentang kisah seorang pangeran yang dipenuhi oleh kemewahan dunia namun selalu gelisah didalam hatinya. Sebut saja ia Pangeran Ai. Dengan kebimbangannya itu, ia pun memutuskan untuk keluar dari istana megahnya. Dalam inginnnya itu, ia menyembunyikan sebuah bayang seorang hawa. Perempuan yang sosoknya masih menjadi misteri buat ia sendiri. Tak kenal wajah, juga tak kenal nama. Ia pun bagai mencari jarum dalam tumpukan jerami. Tapi satu yang pasti dari yang ia ketahui bahwa dialah yang akan menjadi penyempurna hidupnya selama ini.
Waktu bergulir tanpa bisa ia hentikan. Bak batu besar yang jatuh dari pegunungan dan menimpanya yang ada dibawah. Dan kini ia pun terhimpit oleh batu kegelisahan itu. Semakin lama hati itu semakin terluka oleh batu itu. Ia hanya bisa menjerit, dan tak orang yang bisa menolongnya, bahkan “tuhan”nya sekalipun. Mungkin inilah yang dikatakan “cinta buta”. Cinta yang tak dapat melihat kekasihnya,objek dari cintanya sendiri. Keletihannya tidak membuatnya pesimis, ia terus berjalan mencari “tulang rusuknya” yang telah hilang sejak ia dilahirkan ke dunia. Suatu ketika, “Sang Sutradara Hidup” pun menunjukkan mukjizatNya. Ia pun dipertemukan dengan seorang perempuan cantik nan ayu. Sebutlah ia Lyn. Dia mempunyai kelembuatan dalam hatinya, perhatian untuk keluarganya dan kepandaian dalam memasak. Tapi………..ia tertinggal jauh dalam hal ilmu pengetahuan. Tak tahu seni, tak tahu sains. Otaknya hanya dipenuhi oleh bumbu-bumbu masak dan berbagai pekerjaan rumah lainnya.
Namun Pangeran Ai belum melihat “Belang” sang pujaan hatinya itu. Dan juga ia telah terlanjur terpikat oleh paras Sang gadis. Maka ia pun memutuskan untuk segera meminangnya. Singkat cerita, kini sang pangeran telah kembali ke istananya dengan membawa sang istri. Dengan menyandang status yang berbeda, si Lyn kini bergelar “Princes”. Kehidupan pangeran Ai kini telah berubah dengan hadirnya seorang pendamping. Terkhusus buat persoalan logistik. Kini ia telah memiliki seorang “Koki” baru dengan resep makanan yang tak kalah dengan makanan-makanan pangeran sebelumnya. Ketika sang istri memasak, mencium bau masakannya saja sudah bisa membuat lidahnya bergoyang-goyang, dan air liur serasa telah kelebihan produksinya. Sungguh luar biasa masakan sang istri. Tapi………..”tak ada gading yang rapuh”,
Sang pangeran pun sudah merasakan  ke”Tak Sempurna”an kekasihnya. Tiap kali ia berdialog/berdiskusi dengan istrinya, dia hanya terdiam dan tak mengerti dengan perkataan suaminya. Begitu juga ketika sang pangeran mulai merayunya dengan puisi yang romantic atau dengan nyayian yang syahdu, si istri malah pergi meninggalkannya dan melanjutkan pekerjaan rumahnya. Kecerdasan sang pangeran dalam bidang seni dan sains membuat sang istri bagai manusia terbodoh didunia. Namun cinta bukanlah makanan, yang bila manisnya telah habis maka sepahnya pun dibuang. Pangeran pun kini penuh asa untuk mengajari istrinya, memperkenalkan seni dan sains kepadanya. Tapi………..usahanya itu hanya bagaikan menabur garam di air laut. Semuanya sia-sia. Memang seperti itulah fitrah sang istri.
……^^^^^……
Hari telah mencapai garis minggu. Minggu pun berjalan mencapai bulan. Dan kini bulan telah berada didepan pintu tahun. Getir sang pangeran tak terobati lagi. Kesempurnaan yang menjadi mimpi, kini telah sirna dimakan waktu. Dengan tega, ia pun meninggalkan sang istri bersama istananya.
Pelupuk mata dibanjiri air penyesalan. Meski “rasa” itu masih ada, namun ia memilih untuk memupuk “ego” didalam hatinya. Pergi meninggalkan sang kekasih, yang dulu telah menjadi obat penawar gelisahnya. Kini ia sendiri, berjalan tertatih dalam langkah yang letih. Sepi…..
Dalam angan sang pangeran, ia membayangkan seorang gadis yang cantik seperti istrinya juga cerdas seperti dirinya. Inilah bentuk ilusi sang pangeran yang mengingikan seorang perempuan yang sempurna dalam raga juga sempurna dalam ilmu. Ia seakan tidak sadar bahwa “No Bodies Perfect”, tak ada manusia yang sempurna. Karena inginnya itu, berbagai tempat pun ia telusuri. Pernah ia menemui seorang yang cerdas namun matanya buta semenjak ia lahir. Sekali waktu ia bertemu dengan seorang yang cantik namun kepribadiannya tak jauh berbeda dengan istrinya. Ia pun lelah. Suatu malam dalam tidunya, ia bermimpi bertemu dengan seorang gadis yang sangat cantik. Dia penuh kewibawaan. Cerdas dalam sains begitu juga denga seni. Ia pandai bermain biola juga mempunyai suara yang merdu dalam bernyanyi. Wanita itu begitu mengagumkan buatnya hingga-hingga ia pun terbangun. Ketika matanya telah terbuka, ia masih mencari wajah itu, wajah yang ada dalam mimpinya tadi. Dengan semangat yang semakin membara, kini yang berjalan kembali mencari kesempurnaan itu.
……^^^^^……
Tibalah ia di sebuah kerajaan yang sangat maju. Bahkan ia sendiri merasa awam dengan teknologi yang ada ditempat itu. Bukan hanya itu, tempat ini pula dipenuhi oleh para penyair hebat. Hampir disetiap ruas jalan sang penyair mendendangkan syair-syairnya. Dan sekelompok orang mulai mengerumuni sang penyair. Dalam keramaian kota, ia termenung dengan kagum akan pemandangan itu. “Inikah masa depan, dan disinikah akan kudapatkan kesempurnaanku itu?”, tanyanya dalam hati.
Dalam diamnya, tiba-tiba sesosok makhluk terlintas didepannya. Tatapan matanya tajam dan sesaat meninggalkannya. Sang pangeran kini dipenuhi tanya, “siapa gerangan dirinya?”.
Ternyata perempuan yang ia lihat tadi adalah seorang ratu dari kerajaan ini. Ia bernama Ratu Rhyn. Pesona sang Ratu sudah membuat banyak Raja dari berbagai kerajaan datang melamarnya, namun belum ada satu pun yang berhasil memikat hatinya. Walhasil, pangeran Ai pun tak mau ketinggalan untuk menguji peruntungannya. Ia pun datang ke istana untuk melamar sang Ratu. Sekali lagi, “Sang Sutradara Hidup” pun menunjukkan mukjizatNya. Sang Ratu terpikat dengan ketampanan dan kecerdasan sang pangeran. Tanpa banyak menunda, mereka pun bersepakat untuk segera menikah.
……^^^^^……
Seiring rotasi dan revolusi bumi, hidup Ai kini kembali bahagia. Ia kembali hidup mewah dengan istananya yang baru. Kemakmuran dan kemajuan negri ini, membuatnya lupa akan negrinya sendiri, begitu juga dengan istrinya Princes Lyn. Akalnya telah terisi oleh kenangan-kenangan yang baru yang mengubur dalam-dalam sejarahnya yang dulu.
Tapi……….. Tak butuh waktu lama untuk membuat roda itu berputar. 2 tahun dalam kejenuhan membuat Ratu Rhyn merasa seolah-olah menjadi seorang Raja. Pangeran yang telah mempersuntingnya malah menjadi Ratu dalam kerajaannya. Ketika sunyi dalam hening, Rhyn lah yang mengisinya dengan seruan suara biolanya yang lembut. Ketika ramai dalam berdebat, Rhyn lah yang menjadi penengah dengan keputusannya yang bijak. Karena keadaan itulah, dia pun mencari sesosok suami yang sebenarnya, yang diimpikannya selama ini, yang bisa menggantikan peranan yang selama ini ia sandang. Karena ia kini telah lelah. Ia pun ingin merasakan nikmatnya dilindungi, dikasihi, dan dipimpin layaknya kerajaan yang selama ini ia pimpin.
Waktu 2 tahun ternyata bukanlah waktu yang singkat buatnya terus bersabar, menanti sang kekasih menjadi yang ia inginkankan. Kekecewaan itu sudah bagaikan magma yang telah lama terkubur dalam perut bumi. Yang mungkin panasnya sekarang tak terbendung lagi. Dan sebentar lagi akan memuntahkannya keluar. Menghancurkan segala apa yang ada disekitarnya. Tak memandang apa dan siapa dia.
Dalam waktu yang bersamaan, kerajaan Rhyn pun berada dalam keadaan genting. Terdengar berita burung bahwa Seorang Raja dari negri seberang tengah menuju negrinya untuk menduduki kerajaannya. Ditambah lagi bahwa Sang Raja yang memimpin pasukannya itu adalah seorang yang sangat kejam, perkasa dan belum pernah terkalahkan sekalipun dalam peperangan. Ia adalah Raja Igor.
……^^^^^……
Ketika pagi baru saja menampakkan wajahnya, serangan dari musuh pun datang dari 4 penjuru angin. Dan tanpa perlawanan yang berarti, kerajaan Rhyn itu pun jatuh ke tangan Raja Igor. Dalam peperangan yang berlangsung, Pangeran Ai, terluka parah dan ia dibawa lari oleh anak buahnya untuk bersembunyi ke tempat yang jauh. Sedang Ratu Rhyn yang setia dengan masayarakatnya, rela ditawan oleh pihak musuh. Ketika dalam tawanan, mendapat perlakuan yang sama dengan tawanan yang lain. Karena wajahnya tak dikenali oleh pihak musuh, begitu juga Raja Igor.
Sudah 3 hari pangeran Ai belum sadar. Dan keadaannya semakin hari semakin bertambah parah. Anak buahnya pun memutuskan untuk membawanya ke sebuah kerajaan yang terkenal dengan obat-obatannya. Setibanya disana, sang pangeran pun dibawa ke seorang tabib terkenal di negri itu. Tak dinyana, tabib itu adalah istrinya sendiri, Putri Lyn. Alangkah kaget sang putrid ketika melihat keadaan suaminya. Rasa rindu bercampur sedih membuatnya menangis sejadi-jadinya. Dengan heran, para anak buah sang pangeran pun bingung melihat respon sang “Tabib”. Untuk membayar rasa penasarannya, salah seorang dari meraka pun memberanikan diri untuk bertanya, “ada apakah gerangan beliau menangis?”, “apakah anda mengenal pangeran kami?”. Rentetan pertanyaan itu membuat Lyn terdiam. Semuannya pun menjadi sepi sesaat. Dengan menghela napasnya, Ia menjawab dengan tegas,”IA ADALAH SUAMIKU….!!!!”. Mendengar itu, mereka pun tersentak kaget. Ternyata suami dari Ratu yang ia kagumi itu telah beristri.
……^^^^^……
Di tempat yang berbeda, Raja Igor menginstropeksi satu per satu tawanannya untuk mengetahui keberadaan sang Ratu. Namun hasilnya nihil, semua masih sangat setia pada Ratunya. Ketika hampir semua tawanan sudah ditanyai, kini tiba giliran sang Ratu. Pintu terbuka perlahan. 2 orang berada disisi kiri kanannya memasuki ruangan itu. Didalam ruangan itu, telah duduk seorang yang berbadan tegap, berperingai tegas dan berwajah tampan. Ia adalah Raja Igor. Saat Rhyn berada didepannya, matanya pun meraba setiap sudut wajah sang Raja. Dan ternyata ia pun terkagum-kagum dengan sosok itu. Dengan menyembunyikan perasaannya itu, Raja Igor juga merasakan hal yang sama.
Tanpa rasa curiga sedikit pun, Raja Igor mulai menanyai Rhyn dengan tetap menjaga wibawanya sebagai seorang raja. Hal ini bukannya membuat Rhyn merasa takut, ini malah menjadi zat indicator yang membuat rasa kagumnya itu semakin cepat bereaksi. Tak berlangsung lama, Rhyn pun disuruh keluar dari ruangan itu. Dan tentunya Raja Igor belum mendapatkan informasi yang ia cari. Padahal sebelumnya, ia telah bertatap muka dengan orang yang ia cari.
Dalam ruang yang gelap dan sepi itu, angan sang raja pun melayang. Wajah cantik Rhyn ternyata masih terbayang-bayang dikhayalnya. Inilah pertama kali, sang raja merasakan perasaan itu. Membuatnya tak tenang, gelisah tak menentu.
……^^^^^……
Inilah dahsyatnya C.I.N.T.A. Membuat buta bagi yang melihatnya, membuat hancur bagi yang membangunnya, menga”ada”kan yang tiada dan meni”ada”kan yang ada. Bisa menjadi racun buat yang meminumnya dan menjadi wangi buat yang menghirupnya. Sang raja kini menjadi gila oleh bius asmara yang telah menggerogoti rasanya. Ion-ion cinta sedikit demi sedikit tengah memenuhi raga hingga ia pun akan sesak karenanya. Tak mampu untuk bernafas, tak sanggup untuk makan dan tak tenang untuk tertidur.
Virus itu telah mengambil alih fungsi akalnya. Dimatanya hanya ada satu makhluk didunia ini, ialah Rhyn. Paras rupanya memang tak dapat menahan seorang putra adam untuk memberi kagum padanya. Matanya hitam bersinar bak rembulan yang memberi cahaya dimalam gelap. Senyum manisnya mengalahkan manisnya madu membuat Ratu Tawon pun cemburu kepadanya.
……^^^^^……
Tak jauh berbeda dengan rasa yang dimiliki oleh Sang Ratu. Kewibawaan dan keperkasaan Raja Igor membuatnya luluh lantah. Terhembas bagaikan kertas yang tertiup topan asmara. Tubuh yang kekar dan tegapnya bak Puncak Cartenz yang tertancap kokoh di bumi Cenderawasih. 2 hati yang tengah terikat 1 rasa yang sama ini berbanding terbalik dengan status yang ia miliki saat ini. Yaitu ia hanyalah seorang tawanan musuh, musuh yang menjadi dambaan hatinya. Begitu pula dengan Igor. Ia adalah seorang penjajah yang telah menawan dambaan hatinya sendiri.
……^^^^^……
            Setelah beberapa hari tak sadarkan diri. Pangeran Ai pun siuman. Walau belum tahu siapa yang telah merawatnya selama ini, entah mengapa ingatnya langsung mengantarkan dia pada istrinya, Lyn. Bertahun-tahun sudah ia telah meninggalkannya tapi tetap saja ia masihlah suaminya. Meski rasa itu pernah tertimbun oleh rasa yang lain, namun ia masih bisa menggalinya dan mengangkatnya kembali kepermukaan hati.
            “Dimana saya?”, Tanya pangeran Ai.
            Semua menjawab bersamaan,”kita berada di negri anta berantah”.
Wajah letih itu pun bertambah masam. Merasa terluka sengsam masa lalu yang mengikatnya. Air matanya pun mengalir deras. Membasahi seluruh pembaringannya. Dalam isaknya, ia pun meminta sang pengawal untuk membawanya ke istana.
“Ke Istana?,buat kita ke istana?”, hela mereka serempak.
Dengan ragu, ia pun menjawab,“Saya lah Raja di negri ini”.
Mereka pun tak dapat bicara lagi. Tapi dalam hatinya merasa heran dengan situasi yang mereka alami. Terlebih jika mereka mengingat tabib yang mengobati tuannya itu, pikiran mereka bertambah bingung lagi. Tuan mereka adalah suami dari Ratu mereka. Tapi sekarang yang tahu bahwa, tuannya adalah seorang Raja di negri ini tapi anehnya istrinya adalah seorang tabib yang miskin.
……^^^^^……
Sesampainya di istana, para pengawal pun segera mengangkat sang pangeran ke kamarnya. Dalam igauan sang pangeran, ia terus menyebut-nyebut nama Putri Lyn. Setelah mendengar itu, segera sang pengawal pun berkesimpulan untuk menghadirkan sang istri ke istana.
……^^^^^……
Ketukan pintu terdengar dari luar. Dan menyusul suara yang ia kenal memanggil-manggil namanya, “ Putri Lyn…Putri Lyn…!!!”. Setelah menuju ke sumber suara ternyata ia melihat sang pengawal setia pangeran sudah berdiri di depan pintu rumanhya. Tanpa sempat membuat Putri Lyn bicara, sang pengawal langsung mengajak Putri Lyn ke Istana. “Putri…Pangeran Ai telah kembali ke Istana tapi keadaan beliau tidaklah baik. Saya berharap Putri bisa mengerti situasi ini”. Mohon sang pengawal kepada Putri Lyn.
“Tak perlu memohon. Dia adalah suamiku. Dan masa lalu tak pernah lagi terlintas dipikiranku”. Lanjut putri Lyn,”Mari segera antarkan aku ke istana”.
……^^^^^……
            Setelah melihat keadaan suaminya, Putri Lyn tidaklah begitu kaget karena ini bukanlah yang pertama kalinya. Meski para pengawal itu belum ada yang tahu bahwa Putri Lyn lah yang telah mengobati dan merawat pangeran Ai selama beberapa hari ini.
Selama menjaga pangeran Ai, Lyn tak banyak waktu meninggalkan kekasihnya itu. Kekasih yang telah meninggalkannya. Ia setia terbaring disisi pangeran Ai seakan ingin membayar hutang rindunya. Cinta yang dimiliki oleh putri Lyn memang bukanlah cinta yang diukir dipesisir pantai, yang jika sebuah ombak datang menghempas maka hilanglah cinta itu tanpa bekas sedikit pun. Tapi cinta itu, adalah cinta yang terukir diatas batu hati. Dimana jarak dan waktu telah membuat rindu semakin mengukirkan batu itu semakin hari semakin dalam. Cinta itu bukannya hilang malah semakin dalam rasanya. Ia memanglah bukan seorang sang cerdas dalam sains bukan pula seorang pujangga seni. Ia hanyalah seorang perempuan miskin dan bodoh yang hanya punya cinta dan perhatian buat kekasihnya.
……^^^^^……
Ketika pertama ia membuka matanya, persepsinya kini telah mengaktual. Sang kekasih terbuang telah membuktikan kesetiannya. Pangeran Ai pun tak sanggup menahan harunya. Dan senyawa oksigen cair pun mengalir deras dari hulu matanya menuju hilir pipinya. Putri Lyn segera menghapus kesedihan itu dengan ciuman kasih sayang. Inilah cerita “Sang Sutradara Hidup”. Tak dapat terjamah oleh akal manusia. Dan dengan kebodohannya itu, ia pun berspekulasi dengan berkata,”Inilah Takdir”.
Pangeran Ai dan putri Lyn kembali hidup bahagia. Bahkan lebih dekat dari hubungannya sebelumnya. Istana yang telah menawarkan banyak kemewahan kini menjelama menjadi surga. Surga dunia yang sejuk. Yang mengadung banyak embun-embun cinta.
Yach…itulah manusia. Selalu ingin diuji dahulu sebelum tahu persisi kebenarannya. Ada yang lari dariNya setelah ujian itu tapi ada pula yang semakin dekat denganNya. Itulah UN (UjianNya) hidup.
……^^^^^……
“Betapa indahnya dunia ketika kita sedang mencinta. Yang lesu disegarkan, yang lapar dikenyangkan, yang lelah dikuatkan, yang sedih dihiburkan, yang bimbang diteguhkan. Akan tetapi, bukankah karena cinta pula kita gelisah, takut, cemburu, nekad, kecewa, patah hati, berduka dan berbunuhan? Manakah cinta yang sejati? Bagaimana kita bisa mencintai dan dicintai?”.
Raja igor telah terjatuh dalam jurang cinta. Dan dia pun gelisah, takut, cemburu, nekad, kecewa, patah hati, berduka dan berbunuhan. Dengan rela ia membuang kesegaran, kekeyangan, kekuatan, keteguhan dan hiburan itu. Meski telah terjatuh sangat dalam, ia memilih untuk mendaki dan keluar dari lubang itu. Karena keegoannya, lubang yang sebenarnya adalah surga dunia, dia anggap sebuah neraka kegelapan.  Dan karena kebengisan kekuasaan yang selalu ia rawat, ia malah membunuh sang kekasih segenap pengikut setianya. Setelah mendapat informasi tentang sang Ratu, ia malah membalik cinta menjadi benci. Lalu Manakah cinta yang sejati itu? Dia adalah dihati setiap yang bernyawa. Namun dihati itu ada berbagai macam rasa. Ada ego, iri, benci, kasih dan cinta. Jika engkau memilih ego, iri dan benci maka kasih dan cinta akan tertawan olehnya. Jika engkau memilih kasih dan cinta maka ego, iri, dan benci akan tertawan olehnya. Lalu Bagaimana kita bisa mencintai dan dicintai?
Cinta bagaikan air. Sejuk, cair, dan menghayutkan. Jadi jika rasa itu telah hinggap dihatimu, biarkan dia mengalir sebagaimana air. Karena air yang mengalir tak dapat terhentikan. Tak dapat terbendungkan. Jika ada yang mencoba membendung air yang mengalir maka tunggulah ia akan runtuh oleh energinya. Air hanya bisa dialirkan dan diarahkan kemana kita menginginkan. Bukan untuk dibendung atau dimusnahkan. Karena segenap manusia membutuhkan cinta sebagaimana ia membutuhkan air. Untuk menghilangkan dahaganya atau menyuburkan tanahnya.
Inilah paripurna Cinta. Tak ada yang sempurna bagi yang memilikinya. 
Tapi sempurna jika termiliki olehnya.
 

0 komentar:

Posting Komentar

Tinggalkan komentarnya dong...