Senin, 16 Januari 2012

Kebaikan dan Kebahagiaan

“Baik” menurut etika adalah sesuatu yang berharga untuk sesuatu tujuan. Sebaliknya yang tidak berharga, tidak berguna bagi tujuan adalah buruk. Pengertian baik dan buruk ini ada yang bersifat subyektif dan relatif artinya baik bagi seseorang atau golongan namun belum tentu baik bagi orang atau golongan lain. Akan tetapi secara obyektif, walaupun tujuan orang-orang atau golongan itu berbeda-beda, sesungguhnya pada akhirnya semua tujuan adalah sama,yaitu sebagai tujuan akhir dari segala yang dicitakan. Atau dengan kata lain, semua lapangan kegiatan manusia walaupun beebeda-beda, semuanya bermuara pada satu tujuan yang dinamakan baik dan bahagia. Tujuan yang akhir dan sama ini dalam etika disebut dengan "kebaikan tertinggi", disebut juga dengan "kebahagiaan universal"(Rahmat J,sistem ethika islami,1985).
Istilah “baik” sering dipakai dalam etika dan perlu dijelaskan. Istilah baik menunjuk kepada yang mempunyai kualitas yang diinginkan, memuaskan sesuatu hajat dan bernilai untuk manusia. Pernyataan ini sesuai dengan etika yang didasarkan atas nilai dan yang menjadikan kebaikan sebagai konsep etika pusat. Teori-teori teleologi menopang pandangan bahwa tindakan yang benar harus memberi sumbangan kepada kebaikan manusia dan dunia.
Sedangkan kebahagiaan, Bothius memberikan defenisi, adalah suatu keadaan yang membuat sempurna dengan terkumpulnya seluruh kebaikan (a state made perfect by the aggregate of all good things). Thomas Aquinas memberi defenisi berbeda. Ia berkata bahwa kebahagiaan adalah suatu kebaikan sempurna yang meninabobokkan seluruh keinginan nafsu (the perfect good with lulls the appetite altogether).
Dengan menyimak pernyataan diatas maka dapat doambil suatu pengertian bahwa kebahagiaan adalah keinginan yang terpuaskan karena disadari memiliki sesuatu yang baik. Seseorang itu bahagia sempurna, karena ia secara utuh memiliki yang baik yang sempurna. Kebahagiaan sempurna itu datang dari hal yang sepenuhnya memuaskan segala keinginan kita.
Adapun yang dimaksud dengan kesenangan hidup menurut Plato, bukanlah memuaskan hawa nafsu didunia ini. kesenangan hidup diperoleh dengan pengetahuan yang tepat tentang barang-barang yang dituju. Dibawah ide kebaikan orang harus mencapai terlaksananya keadilan dalam pergaulan hidup. Baik tidaklah berarti tidak berbuat tidak adil. Mereka yang berbuat adil lebih celaka dari mererka yang merugikan karenanya.
Kemudian kebaikan menurut Sokrates adalah pendorong dari segala perbuatan. Perbuatan yang salah itu dilakukan karena yang melakukan tidak mengetahui bagaimana sebenarnya. Ia yakin bahwa tidak ada seorangpun berbuat dosa dengan sukarela. Mereka yang berbuat demikian tentu akan menentang kehendak mereka sendiri. Sokrates mengutarakan bahwa budi adalah pengetahuan dan inilah yang menjadi intisari dari segala perbuatan manusia. Orang yang berpengetahuan dengan sendirinya berbudi baik. Siapa yang mengetahui tentang hokum niscaya bertindak sesuai dengan pengetahuannya itu. Tak mungkin ada pertentangan antara keyakinan dan perbuatan. Oleh karena budi berdasar pada pengetahuan maka budi itu dapat dipelajari. Oleh karena budi adalah pengetahuan maka siapa yang tahu akan kebaikan dengan sendirinya terpaksa berbuat baik. Untuk itu perlulah orang pandai mengusai diri dalam segala keadaan,dalam suka maupun duka. Dan apa yang ada pada hakikat baik adalah baik juga bagi dirinya sendiri. Jadinya menuju kebaikan adalah jalan yang sebaik-baiknya untuk mencapai kesenangan hidup.
Sokrates selanjutnya mengatakan bahwa manusia itu pada dasarnya adalah baik. Keadaan dan tujuan manusia adalah berbuat kebaikan. Dari sini diperoleh suatu pengertian bahwa alat yang dipakai untuk memperoleh kebahagiaan dan merasakannya adalah akal budi sebagaimana hal ini dapat diperhatikan dalam pandangan para filosof seperti Sokrates, Plato dan Aristoteles yang bersifat intelektual dan rasional. Sedangkan dasarnya adalah mencapai budi yang baik. Dan oleh karena setiap orang memiliki pandangan sesuai dengan kemampuan akalnya yang kadangkala berbeda dan bahkan bertentangan antara satu dengan yang lain. Maka kebahagiaan itu mempunyai kaedah sebanyak orang, sebanyak penderitaan, sebanyak pengalaman, sebanyak kekecewaan secara individual dalam praktek hidup.
Plato mengembangkan etiknya bahwa manusia yang mengetahui yang tinggi-tinggi itu disinari ole hide kebaikan, tidak dapat tidak mencintainya. Siapa yang tahu akan yang baik, tidak dapat lagi menyimpang dari itu. Siapa yang hidup dalam alam ide, tidak dapat berbuat jahat. Jadi jalan untuk mencapai kebaikan ialah menanam keinsafan untuk memiliki ide dengan pikiran. Oleh sebab itu ada dua jalan yang dapat ditempuh untuk melaksanakan dasar etik, yakni 1. Melarikan diri dalam pikiran dari dunia yang lahir dan hidup semata-mata dalam dunia ide. 2. Mengusahakan berlakunya ide itu dalam dunia yang lahir ini. Dengan perkataan lain, melaksanakan hadirnya ide dalam dunia ini. tindakan yang pertama merupakan suatu perbuatan yang ideal, sedang yang kedua lebih kelihatan riil.
Alat untuk mencapai kebahagiaan menurut Aristoteles adalah rasio. Menurutnya, kebaikan tertinggi dapat dicapai dalam kesendirian dan renungan pikiran (kontemplatif). Kebaikan tertinggi itu adalah keutamaan tertinggi karena ia berhubungan dengan akal. Kalau akal telah terlatih akan dapatlah akal itu memberi arah kepada kehidupan sehingga mencapai keunggulan dan oleh sebab itu pula kebahagiaan dapat dicapai. Inilah arti sebenarnya dari perwujudan dari hakikat manusia itu sendiri. Kebajikan intelektual bagi Aristoteles tinggi nilainya karena dasarnya adalah pengetahuan tentang prinsip-prinsip etis, sedangkan kebajikan etis yang menguasai perasaan yang dalam adalah hasil dari cara hidup yang baik dengan jalan pembetukan kebiasaan berpikir, berkemauan dan berbuat baik secara sadar. Tidak ada kebahagiaan dalam kegembiraan yang tidak bernilai baik. Karena kebahagiaan itu identik dengan kebaikan. Karena kebaikan terkandung menyatu dalam kebahagiaan.


Baca pula:
Kebebasan sebagai Kemandirian
Perempuan
Lihatlah Istrimu
Berpasangan adalah fitrah
Etika seksual
Dualitas cinta
Engineer dan tuhan

0 komentar:

Posting Komentar

Tinggalkan komentarnya dong...