Selasa, 14 Februari 2012

Perjumpaan dengan Perpisahan


        “Walau masih terlalu pagi, tapi hasrat ini sudah terlalu kuat untuk ku bendung untuk segera terjaga. Kuambil telepon genggamku dengan segera berharap ia mengingat spesialnya hari ini buatku. Tapi…ternyata hanya kecewa yang ku peroleh. Ia sama sekali tak mengirimkan pesan selamat untuk hari ini.”
Memori ini kembali memasuki ruang kenangannya. Hari ini tepat 4 tahun sudah sejak pertemuan itu. Pertemuan yang diawali dengan perpisahan. Sejak pertama kali bertemu, kami hampir-hampir tak pernah diberi ruang untuk bersama. Jarak dan waktu selalu datang untuk membentengi kami berdua. Walau begitu,saya tak pernah sedikitpun berpikir negative kepada Tuhan tentang takdir yang ia berikan padaku. Hal ini malah membuatku bersyukur, telah memisahkan kami lewat ruang dan waktunya (tapi bukan rasa ini). Karena dengan perpisahan itu, semakin membuat kuat rindu yang terasa dihati ini, semakin kuat mendorong raga ini untuk segera berada disisinya.
Aku hanya berbagi lewat pesan singkat setiap hari. Kami pun saling mengenal dengan itu. Hampir tak pernah kami bertemu sebelumnya. Tapi entah mengapa hati ini mengatakan bahwa ia memang “tulang rusukku” yang selama ini ku cari-cari.
Berjuta kisah telah kami lewati bersama (maksudnya lewat HP,hehehe….). Tawa dan air mata tak pernah lepas dari semua kisah kita (Semoga dapat menjadi pembimbing kami kelak).
Tanpa jarak maka tak ada rindu. Tanpa rindu maka tak akan ada cinta mendebu-debu. Dialah yang mengiringi setiap langkahku. Dia pula yang memotifasi dikala pesimis menggerogoti akalku. Walau tak disisi tapi…Hanya dia.Dia dan dia.
        Dia bukanlah yang sempurna untukku dan bukan pula yang selalu mengharapkanku. Tapi semua itu kuharap dapat terasa sama olehnya.
                                                                       
Untuknya (Initial D)

Baca pula:

2 komentar:

  1. Cie....Cie.. Siapaka initial "D" itu???
    ditunggu kelanjutannya..e he he

    BalasHapus
  2. itulah cinta yg sdh lama dikejar2 tp skrg mlh tmbh jauh.ginilah nasib seorg perantau...

    BalasHapus

Tinggalkan komentarnya dong...