Senin, 13 Desember 2010

Awal perjumpaan kembali


Dimalam penuh hening setelah gemercak keseruan yang terhapus oleh berlalu waktu. Sebenarnya sangat sulit menuangkan sejarah indahku disini. Bila ingin ku ibaratkan, seakan ingin menumpahkan sebuah sanudra ke dalam kolam ikan yang sempit. Meski hanya 40 hari lamanya namun semuanya terasa berabad lamanya. Yang mengherankan lagi baru kemarin saya datang di tempat ini namun esok hari perpisahan pun menanti kami. Disini, di tempat saya duduk ini, penaku menari mengikuti irama rasa yang ku pendam selama ini. Ada risih, ada haru, ada suka, ada sedih, optimis, gundah, ceria, galau, happy, semua bercampur menjadi satu. Jika ingin memisahkan itu semua, serasa ingin memisahkan antara air, gula dan tes dalam segelas teh manis. Semuanya saling mengisi dan tak akan sempurna perkenalan ini tanpa hadirnya itu semua. Sebelum saya melanjutkan curahan hati ini, ijinkan saya memperkenalkan sedikit deskripsi teman – teman saya disini.
At first, Tini. Dia orangnya…??? Sebenarnya saya kurang tau juga sih. Soalnya jeng Tini hanya sempat nginap disini selama 2 malam dalam kurung waktu 40 hari. But,,,It’s Okey….,semua ada toleransinya bagi saya.
Yang kedua, K’maemunah tapi lebih sering dipanggil Daeng Labbi’. kalau bicara soal Daeng Labbi’ kayaknya nda beda jauh ceritanya dengan adiknya (Tini), karena…(Just information) daeng labbi’ sekarang punya baby kecil. This is good Re….nt
Dan saya sendiri, Azwan. orangnya egois, pemarah, sombong, narsis and masih banyak lagi sifat negative yang saya punya. Tapi semua itu saya sadari jadi saya hanya berusaha untuk mengubah sikap itu.
Eh… Hampir lupa…!!!!
Dia memang hampir terlupakan dari kisah tapi sekarang dia sudah menjadi orang yang tak pernah terlupakan. Dipengujung perjalanan ini, ada sebuah “Accident” yang mungkin tak perlu saya katakana disini. Namun karena semua kejadian itu, hal yang tadinya sudah hamper terputus kini telah terikat kuat dan sangat susah untuk terpisahkan lagi. Namanya Faradila Kilkoda. Selama ini dialah yang paling banyak memberikan pengalaman berharga buat saya. Kebersamaan selama ini telah memasukkan dia ke dalam cerita hidup ini. Karakter baru yang unik dan baru kini saya temukan sosoknya.
Inilah awal perjumpaan kita kembali. kerinduan akan kebersamaan telah menanti dimana perjumpaan selalu diakhiri oleh perpisahan. meski hanya sekedar perpisahan sementara tapi tetap perasaan itu terasa sangat menyakitkan. Jiwaku dengannya kini telah menyatu bak roh dan raganya jadi alangkah sewajarnyalah jika rasa itu terasa sangat perih. Mungkin hampir menyamai sakitnya seseorang yang akan segera meregang nyawa. Begitu banyak cerita yang dialami bersamanya. Bukan perjumpaan yang ku sesali tapi perpisahan yang ku tangisi. Kini semuanya telah kembali seperti sediakala.

Baca pula:

Habibie Kecil
Edisi Jalan-jalan
Nama Baru
Penantian

0 komentar:

Posting Komentar

Tinggalkan komentarnya dong...