Jumat, 09 Desember 2011

Perguruan Tinggi Sebagai Benteng Penghalang Korupsi


Fenomena terkini yang terjadi hampir disetiap jalan-jalan kota ataupun mungkin sering terlihat dilayar televisi anda dirumah, adalah aksi mahasiswa memblokir jalan dengan membakar ban ditengah jalan. Aksi dilakukan dengan mengatasnamakan rakyat namun lucunya, aksi ini malah ditentang oleh rakyat itu sendiri. Jadi pertanyaan yang timbul adalah “Rakyat yang manakah yang dimaksud mahasiswa itu?”. Meski begitu, hal ini merupakan sesuatu yang wajar terjadi diera demokrasi saat ini. tetapi tetaplah menjadi hal yang tidak lumrah buat orang-orang awam, terkhusus dibidang politik. Mungkin “Rakyat” yang inilah yang dimaksud oleh mahasiswa itu. Kaum yang dibela sekaligus kaum yang menentang perjuangan mahasiswa kita.
Demontrasi, aksi menetup jalan dan masih banyak macamnya lagi. Ini merupakan pengaktualan tanggungjawab yang dimiliki para kaum intelek kampus. Sebagai seorang yang memiliki sebuah kelebihan, mahasiswa pantas untuk mengekspresikan segala bentuk pengetahuannya. Namun timbullah pertanyaan yang menghujani,”apa aksi itu sudah benar?”, jikalau iya,“apa hal itu sudah baik?”. Seperti yang kita ketahui bahwa di Negara kita ini memiliki beragam suku, ras dan etnis. Begitu juga dalam hal ragamnya status social, sebut saja strata ekonomi juga strata pengetahuan dan pendidikan. Jadi wajar bila apa yang dilakukan oleh mahasiswa kita ini banyak menuai kontroversi. Ada yang dengan terbuka mencaci tapi ada pula mendukung hal itu. Inilah REALITAS bung, selalu mendapat multitafsir oleh yang memandangnya.
Disisi yang berbeda namun tak jauh berbeda, pihak kampus juga ikut terseret dalam perihal ini. Karena wadah yang mereka miliki, juga punya andil besar dalam memupuk ataupun meracuni pikiran-pikiran para mahasiswanya. Perguruan tinggi, meski tidak pernah dianggap bertanggungjawab dalam berbagai aksi demontrasi mahasiswa tapi hal ini tidaklah bisa dilepas begitu saja. Karena peranan pentingnya itulah, perguruan tinggi haruslah tetap menunjukkan tajinya sebagai perlawanan kaum-kaum terdidik.
Beriring dengan berjalannya waktu, seakan fenomena kampus ini sedikit demi sedikit mulai mengalami pengurangan kuantitas mapun identitasnya. Banyak hal yang menyebabkan hal  tersebut. Salah satu diantaranya, adalah mulai disusupinya piham mahasiswa oleh “orang dalam” kampus maupun “oknum” perguruan tinggi itu sendiri. Sekali lagi, Rakyat pun merespon hal tersebut dengan berbagai pandangan. Perbedaan ini terjadi akibat landasan pengetahuan yang dimiliki oleh rakyat kita. Mungkinkah mahasiswa kita telah sadar akan tindakan masa lalu nya dan ia pun memutuskan untuk menyudahi kesia-siaan perjuangannya?ataukah ia telah di “Nina Bobo” kan oleh pihak-pihak yang ingin melihatnya tertidur pulas dipembaringan akademiknya yang nyaman? Atau mungkin juga Negara kita ini telah “Maksum” dari segala kecurangan dan penindasan? Segala kemungkinan bisa saja terjadi. Kita hanya bisa meraba dalam gelapnya canda panggung politik Indonesia. Penuh trik dan tipu muslihat yang bisa membutakan siapa saja yang melihatnya. Jikalau semua para pejabat pemerintah kita sudah menjelma menjadi seorang pesulap maka wajar jika kita pun ikut terhipnotis dengan setiap geraknya. Mengikuti segala perintah (UU) yang dibuatnya tanpa ada pertanyaan, tanpa ada perlawanan, mengikuti arus air yang akan mengalirkan kita jatuh dalam jurang kebodohan yang sangat dalam. Inilah model penjajahan masa kini di negri kita. Melihat fenomena ini, aku pun hanya bisa menggema kepada setiap insan terdidik, para kaum intelektual kita agar bisa bangun dan sadar akan penjajahan ini. Lakukan apa pun, semampu dirimu, dimana pun itu dan jangan tunda perlawanan itu.
Benteng ini (Perguruang Tinggi) telah lama ada. Ia didirikan oleh para pendahulu kita dan dibentuk untuk mencegah penjajahan masa lalu datang kembali ke negri ini dengan wajahnya yang baru. Maka bersegeralah merenovasi kampus saat ini sebelum mengalami keruntuhan identitasnya. SALAM MAHASISWA….SALAM PERJUANGAN.





Surat terbuka buat mereka
yang merasa tersemat

0 komentar:

Posting Komentar

Tinggalkan komentarnya dong...