Sabtu, 04 Juni 2011

Laporan Kerja Praktek PT. Perkebunan Nusantara XIV. PKS Luwu Unit I


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Kerja Praktek (KP) / pendidikan sistem ganda yang selanjutnya dikenal dengan istilah merupakan pola utama dalam upaya meningkatkan kualitas lulusan agar lebih sesuai terutama untuk memenuhi tuntutan kebutuhan ketenagakerjaan, sebagai bagian yang tak terpisahkan dari kebijaksanaan link dan mach yang berlaku pada semua jenis dan jengjang pendidikan Indonesia.
KP adalah bentuk penyelenggaraan pendidikan secara keseluruhan yang di program dan dijalankan bersama-sama antara mahasiswa Teknik Kimia Universitas Muslim Indonesia (UMI) dengan dunia usaha/industri. Praktek Industri (PI) yang merupakan bagian atau sub sistem dari pelaksanaan program KP, adalah penyelenggaraan untuk program keahlian produktif yang dilaksanakan dalam bentuk on the job training, yaitu bentuk kegiatan mengerjakan pekerjaan produksi atau jasa (pekerjaan yang sesungguhnya) di industri perusahaan.
Bukan kegiatan simulasi, melihat-lihat atau apresiasi seperti kerja praktek model lama, pembelajaran program keahlian produktif melalui pendekatan praktek kerja industri ini di fokuskan pada pemahiran satu atau beberapa kompetensi pokok yang di persyaratkan pada suatu program studi/ program keahlian dan dapat pula dilaksanakan di unit produksi di sekolah yang dikenal secara professional.
1.2 Tujuan
Tujuan pokok pelaksanaan kerja praktek industri adalah mempelajari proses pengolahan kelapa sawit


BAB II
SEJARAH BERDIRINYA PABRIK

PT. Perkebunan Nusantara XIV. PKS Luwu Unit I, Burau merupakan salah satu pabrik kelapa sawit yang ada di kawasan timur Indonesia. Pabrik kelapa Sawit ini berada di Desa Lagego Kecamatan Burau, Kabupaten Luwu Timur, Propinsi Sulawesi Selatan. Pabrik Kelapa Sawit ini didirikan atas dasar kontrak Nomor Nes/X/05/1987 atas persetujuan Menteri Sekertaris Negara Nomor 2365/PTP/BPP/VII 87 pada tanggal 27 Agustus 1987. PT. Perkebunan Nusantara XIV. PKS Luwu Unit I, Burau didirikan dengan sumber biaya yang didapatkan dari :
 Bank Dunia
 Modal Pemerintah Republik Indonesia
Adapun bangunan pabrik kelapa sawit ini dibangun dengan perjanjian manajemen antara PT. Perkebunan Nusantara XIV. PKS Luwu Unit I, Burau, PT. Perkebunan VII (Persero), dan PT. Arena Sarana Teknik sebagai kontraktor PT. Perkebunan VII (Persero). Perlu dikemukakan bahwa pembangunan pabrik kelapa sawit ini dilaksanakan secara bertahap, yaitu :
a. PMKS. Perintis dengan kapasitas 5 ton TBS/jam, mulai operasi pada bulan nopember 1986, dimana hasil olahannya berupa Crude Palm Oil (CPO) dan tanpa produksi Kernel.
b. Pada tahun 1989, pabrik perintis tersebut ditingkatkan kapasitasnya dari 5 ton TBS/jam, menjadi 15 ton TBS/jam dan mulai beroperasi mulai Maret 1985.
c. Selanjutnya pada bulan agustus 1990, PKS. Perintis di nonaktifkan, karena dinilai tidak mampu lagi mengelola produksi kelapa sawit yang semakin meningkat. Atas dasar ini, maka pengolahan dialihkan ke pabrik kelapa sawit (PKS) permanen dengan kapasitas terpasang 30 ton TBS/jam dan diresmikan langsung oleh Bapak Presiden Soeharto pada tanggal 16 Juli 1992.
d. Pada tahun 1984 pabrik permanen ini ditingkatkan kapasitas dari 30 ton TBS/jam menjadi 40 ton TBS/jam dan beroprasi pada bulan juli 1995.
Bahan baku yang diolah berasal dari areal perkebunan inti (perkebunan milik perusahaan) dengan luas 3,944 Ha, dan perkebunan plasma (perkebunan milik masyarakat/binaan perusahaan) dengan luas 5,280 Ha, areal perkebunan ini terbentang dari Kecamatan Sabbang sampai Maleku.
Adapun jenis farietas yang dikembangkan pada perkebunan kelapa sawit, khususnya Luwu I dan II adalah varietas Tenera (T), yang merupakan hasil persilangan antara varietas Dusa dengan varietas Pasifera (P).

2.1 Keadaan Umum lokasi pabrik kelapa sawit
Berdasarkan tata letak pabrik, yang harus sesuai dengan apa diproduksi, dekat dengan bahan baku sejak tidak jauh dari lokasi pemasaran, maka pabrik kelapa sawit luwu unit I ini berada pada posisi yang sangat strategis dan menguntungkan.
Adapun sebagai dasar pertimbangan tersebut adalah :
 Dekat dengan sumber air sungai bungadidi yang berjarak ± 4 Km dari lokasi pabrik.
 Berada di tengah-tengah perkebunan kelapa sawit.
 Memudahkan pengangkutan sebab tersedia sarana kendaraan yang masuk ke pabrik dan ditunjang oleh sarana jalan yang memadai. Jauh dari pusat keramain kota.Dilakukan penanganan limbah secara cermat.

2.2 Pengembangan pabrik minyak kelapa sawit Luwu unit I
Dalam rangka pengembangan pabrik, usaha PTP.Nusantara XIV (Persero) PKS luwu unit I telah mengembangkan kapasitas pabrik dari 30 ton TBS/jam menjadi 40 ton TBS/jam. Kemungkinan pengembangan terus dilakukan mengingat penambahan areal tanaman kelapa sawit yang dapat menghasilkan buah yang lebih banyak.


BAB III
TINJAUAN PERUSAHAAN

1.1 Struktur Organisasi Perusahaan
Sebelum penulis menyajikan tentang Struktur Organisasi PTP. Nusantara XIV (Persero) Pabrik Minyak Sawit (PMKS) Luwu Unit I – Burau, terlebih dahulu penulis menyajikan beberapa pokok pengertian tentang Organisasi “ Setiap bentuk persekutuan antara dua orang atau lebih yang bekerjasama serta secara formal terikat dalam rangka pencapaian tujuan yang sama dan telah ditentukan sebelumnya”. Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa dimana dan bilamana ada dua orang atau lebih yang melakukan kerjasama untuk mencapai tujuan bersama, maka disitulah timbul Organisasi. Karena ciri dari suatu organisasi yang baik adalah adanya suatu struktur organisasi yang dapat dikoordinasikan dengan baik, sehingga dapat diperoleh suatu sistem kerjasama yang baik dengan hasil yang efektif. Olehnya itu untuk mengatur personil pada PTP Nusantara XIV (Persero) Pabrik Minyak Kelapa Sawit (PMKS) Luwu Unit I yang meliputi seluruh Karyawan, maka sangatlah diperlukan adanya struktur organisasi untuk mengatur karyawannya.
Adapun Struktur Organisasi yang digunakan pada PTP Nusantara XIV (Persero) Pabrik Minyak Kelapa Sawit Luwu unit I adalah :
 Lini
 Staf
Dari kelompok Lini melaksanakan tugas pokok, sedangkan kelompok Staf melaksanakan tugas penunjang.
Struktur organisasi Pabrik Minyak Kelapa Sawit Luwu Unit I mempunyai bebrapa unsur:
1. Unsur Pimpinan
2. Unsur Pembantu Pimpinan yang terdiri dari :


a. Kepala Kantor Tata Usaha (Ka. TUK / Umum), yang membawahi :
 Gudang
 Administrasi
 Timbangan
b. Kepala Pengolahan, yang membawahi :
Asisten Pengolahan, yang membawahi :
 Mandor Pengolahan
 Kepala Kerja Stasiun
 Pekerja (Operator)
Asisten Teknik Reparasi, yang membawahi :
 Mandor Bengkel Umum
 Mandor Reparasi
 Kepala Kerja Stasiun
 Pekerja (Tukang)
Asisten Laboratorium
Asisten Harian (Non Shift)

3.2 Tenaga Kerja
Pabrik Minyak Kelapa Sawit Luwu unit I memperkerjakan sumber daya manusia yang pada hakikatnya pembinaan yang dilandasi pada sistem nilai perusahaan yang paling berharga. Karena secara kodrat manusia memiliki kemampuan untuk berfikir, menilai, menentukan sikap, mengambil keputusan, dan sebagainya.
Sumber daya manusia bukan hanya sebagai alat untuk mencapai tujuan, oleh sebab itu sumber daya manusia merupakan kepentingan dan perhatian seluruh fungsi dalam organisasi perusahaan.
Adapun tenaga kerja yang ada dipabrik Minyak kelapa sawit Luwu unit I terbagi atas beberapa golongan yaitu :
a. Karyawan Pimpinan
b. Karyawan Pelaksana
c. Karyawan Kontrak Waktu Tertentu (KKWT)
d. Karyawan Harian Lepas (THL)
Karyawan ini bekerja menurut jadwal kerja yang dikenal dengan nama Shift, sedangkan karyawan yang bekerja non shift disebut Karyawan Regular, satu shift terdiri atas 7 (tujuh) jam kerja sehari.
Sebagai motivasi untuk bekerja, perusahaan menyediakan fasilitas bagi kesejahteraan karyawan dan keluarganya,fasilitas yang tersedia itu antara lain:
1. Sarana Perumahan
2. Sarana Penerangan
3. Sarana Pendidikan
4. Sarana Ibadah
5. Sarana Olahraga
6. Transportasi
7. Sarana Balai Pertemuan
8. Sarana Asuransi
Dengan demikian perusahaan memperhatikan kesejahteraan karyawan. Perusahaan dituntut untuk melindungi keselamatan kerja karyawan sesuai dengan Undang – undang Keselamatan Kerja No. I/1970 L.N.70-1 yang berbunyi : “Setiap tenaga kerja berhak mendapat perlindungan keselamatan, meningkatkan pekerjaan untuk kesejahteraan hidup dan meningkatkan produksi serta produktivitas Nasional”.
Oleh karena itu Pabrik Minyak Kelapa Sawit Luwu Unit I membentuk bagian keselamatan kerja yang dapat memantau serta memeriksa pabrik setiap saat dan ini ditangani oleh pihak Departemen Tenaga Kerja (Depnaker) setempat.
3.3 Prosedur Penjualan
Hasil produksi Pabrik Minyak Kelapa Sawit (PMKS) Luwu Unit I Burau terdiri atas :
a. Crude Palm oil (CPO)
b. Kernel (Inti Sawit)
Seperti diketahui bahwa prosedur penjualan akan melibatkan beberapa bagian dalam perusahaan dengan maksud agar penjualan yang terjadi dapat diawasi dengan baik. Pemasaran hasil produksi Pabrik Minyak Kelapa Sawit (PMKS) Luwu Unit I ditangani langsung oleh Kantor Pemasaran bersama (KPB) yang berkedudukan di Jakarta, baik yang akan di Export maupun pemasaran dalam Negeri.


BAB IV
PROSES PENGOLAHAN KELAPA SAWIT

Dalam suatu pabrik untuk menjalankan pabriknya yang pertama diawali dengan pengolahan. Jadi untuk pabrik kepapa sawit ini yang diproses adalah tandan buah segar (TBS) dengan tujuan memperoleh hasil produksi yang maksimal dan berkualitas baik. Proses tersebut berlangsung relatif panjang dan membutuhkan ketelitian dan kontrol yaitu mulai dari pengangkutan tandan buah segar (TBS) ke pabrik sampai menghasilkan minyak sawit dan hasil sampingan.
Pada pabrik minyak kelapa sawit luwu unit I ini terdiri dari dua bagian hasil olahan yaitu :
1. Proses pengolahan minyak sawit (CPO) yang merupakan hasil pengolahan daging buah.
2. Proses pengolahan minyak inti sawit (PKO) yang merupakan hasil pengolahan kernel (Ekstraksi inti sawit). Saat ini pengolahan inti sawit tidak dioperasikan lagi karena biaya operasional yang dikeluarkan oleh pabrik lebih besar daripada hasil yang diperoleh. Jadi saat ini di PKS Luwu Unit I hanya menjual biji inti sawit atau biasa disebut Kernel.

4.1 Proses Pengolahan Minyak Sawit (CPO)
4.1.1 Jembatan Timbang ( Weigh Bridge )
Tandan buah segar (TBS) yang masuk ke pabrik, sebelum dibongkar terlebih dahulu ditimbang di jembatan timbang. Jembatan timbang adalah tempat penimbangan dimana berfungsi untuk mengetahui berat dan asal TBS yang masuk ke Pabrik.
Di PKS Luwu Unit I Burau, jenis timbangan yang digunakan yaitu timbangan secara komputerisasi (digital). Prinsip kerja penimbangan adalah pengurangan berat kotor (bruto) dengan berat wadah (Tarra).
Hal-hal yang harus diperhatikan saat penimbangan :
 Posisi angka pada computer menunjukkan angka nol (0).
 Supir atau petugas pengangkut harus turun/keluar dari dalam truk.
 Truk harus bergantiaan (satu per satu) masuk ke jembatan timbang.
Cara kerja :
 Supir atau pengangkut membawa PB.25 ke petugas timbangan dan selanjutnya petugas timbangan mengisi PB.25 A pada computer sesuai PB.25 yang dibawa oleh petugas pengangkutan.
 Setelah diketahui berat kotor kemudian truk dibongkar di lantai dan dilakukan sortasi.
 Truk yang telah dibongkar ditimbang kembali (Tarra)
 Bila ada pemotongan (Pinalti) maka berisi (Netto) dikurangi langsung dengan berat hasil sortasi.
 Data hasil penimbangan (resu timbangan) dan PB.25 yang telah diisi (lembaran I) diambil untuk Aska,1 untuk arsip PKS sedangkan 2 lembar rangkapnya diberikan kepada petugas pengangkut.

4.1.2 Sortasi Panen
Truk yang telah melalui jembatan timbang akan di bongkar muatan TBSnya dilapangan pelataran. Untuk menjaga kualitas produk akhir maka setelah pembongkaran akan dilakukan sortasi.
Sortasi panen adalah suatu cara pemeriksaan panen untuk mendapatkan sejumlah data yang menggambarkan kematangan buah sawit berdasarkan brondolan yang lepas. Tujuan sortasi dilakukan untuk mengetahui kedisiplinan pemanen yang dilakukan dikebun.
Pengujian atau sortasi panen sebaiknya dilakukan pada setiap truk yang tiba dipabrik, akan tetapi hal ini dianggap tidak ekonomis oleh sebab itu sortasi panen dilakukan secara acak yaitu 10% terhadap truk yang diterima atau minimum satu truk untuk setiap afdeling di PKS luwu 1 Burau, sortasi dilakukan:
 Kebun plasma = 1 kali /bulan/kelompok
 Kebun inti = 1 kali/hari/afdeling
Pada pengolahan, TBS yang diinginkan ialah fraksi 1,2 dan 3. Hal ini ditetapkan karena fraksi ini memiliki mutu minyak yang baik dan tingkat ekstraksi minyak yang optimal.
1. Cara pelaksanaan sortasi :
 Satu truk yang berisi TBS yang telah timbang kemudian di bongkar dilantai/pelataran.
 Kemudian tandang dihitung menurut kriteria panen.
 Hasil sortasi dicatat di buku.
2. Alat yang dipergunakan :
 Gancu
Keuntungan Sortasi dilakukan secara acak :
 Menghemat waktu dan tenaga.
 TBS sedikit yang terluka.
Kelemahan :
 Data yang diperoleh kurang akurat.
Selain syarat – syarat panen tadi ada juga pembagian fraksi sesuai dengan derajat kematangan tandan buah segar sebagai berikut :
Fraksi Jumlah brondolan Derajat kematangan
00 Buahnya hitam (tidak ada) Sangat mentah
0 1 – 12,5 % buah dari brondolan luar Mentah
1 12,5-25% buah dari brondolan luar Mengkal
2 25 – 50 % buah dari brondolan luar Matang
3 50 – 75 % buah dari brondolan luar Matang
4 75– 100 % buah dari brondolan luar Lewat panen
5 Tandan kosong/brondolan dalam telah lepas dari tandan busuk. Lalai panen

4.1.3 Stasiun Loading Ramp
1. Loading ramp
TBS yang telah ditimbang atau sortasi, kemudian ditampung ke loading ramp. Loading ramp adalah tempat penimbunan yang lantainya berkisi-kisi yang posisinya dibuat miring serta dilengkapi sekat, pintu yang digerakkan oleh pompa hidrolik. Fungsi loading ramp adalah sebagai tempat penampungan sementara TBS sebelum diolah.
Tujuan dibuat miring adalah untuk mempermudah pemasukan TBS ke dalam lori, sedangkan lantai berkisi untuk mengurangi kadar kotoran (tanah, pasir, daun) yang melekat di TBS tersebut.
2. Lori
Lori merupakan alat penampungan TBS yang akan direbus atau sebagai penampungan TBS yang tidak tertampung di loading ramp.
3. Pengawasan perlu dilakukan sebelum menjalankan loading ramp :
 Pembersihan dibawah hopper dan mengutip brondolan yang jatuh dari loading ramp.
 Melumasi bagian-bagian yang berputar, seperti katrol yang membuka dan menutup pintu loading ramp.
 Memeriksa bandul pemberat pintu.
 Memeriksa panel on-off.
4. Hal-hal yang perlu diperhatikan:
 Pengisian loading ramp jangan terlalu penuh, sesuaikan dengan kapasitas.
 Pengisian TBS ke lori hendaknya secara perlahan-lahan
 Pastikan bahwa pintu dalam keadaan tertutup, setelah pengisian lori.
 Memeriksa roda lori apakah dalam keadaan baik.
4.1.4 Stasiun Sterilizer (Perebusan)
Setelah lori diisi, selanjutnya didorong dengan loader menuju transfer bogies selanjutnya ditarik loader menuju rebusan. Rebusan (sterilizer) adalah alat yang membentuk bejana selinder horizontal yang menggunakan uap betekanan. Fungsinya untuk merebus TBS.
Proses perebusan dimulai apabila TBS di loading ramp sudah cukup banyak. Ini tujuannya untuk perebusan dapat berjalan secara kontinu dan perlancaran proses pengolahan.
Tujuan perebusan :
 Untuk menghentikan aktifitas enzim lipase dan oksidase.
 Menurunkan kadar air.
 Memudahan serat lepas dari biji.
 Mempermudah proses pelepasan inti dari cangkang.
 Pemecah emulsi.
Ada 2(dua) type alat sterilizer:
1. Vertical
2. Horizontal
Keuntungan type horizontal :
 Kapasitas lebih besar.
 Pengoprasian lebih mudah dan praktis.
 Buah tidak bersinggungan langsung dengan dinding, sehingga tingkat korosi pada dinding lebih kecil.
 Pengisian uap dan pembuangan uap serta pembuangan air kondensat lebih mudah dilakukan.
Sistem rebusan yang lazim dipakai di PKS ada 3 macam :
1. Single peak
2. Double peak
3. Triple peak\

A. Ketel Rebusan (Sterilizer)
Di PKS Luwu I-Burau, alat perebusan yang dipakai adalah type horizontal dengan dua pintu dengan sistem triple peak.
Spesifikasi alat :
 Pembuatan : PT. Arena sarana Teknik
 Tahun pembuatan : 1987 / 1988
 Lama perebusan : 90 menit
 Sistem perebusan : 3 puncak
 Jumlah : 3 buah
 Uk. Diameter dalam : 2,10 meter
 Ukuran panjang : 31,30 meter
 Ukuran isi : 112,8 m3
 Muatan tandan(isi)/unit : 10 buah lori x 2,75 ton
 Model bejana : Selinder memanjang
Yang perlu dimonitor pada stasiun rebusan adalah:
 Pembuangan udara dari ketel uap.
 Pemasukan uap ketel rebusan.
 Tekanan kerja 2,8 – 3,0 kg/cm2.
 Siklus rebusan (triple peak) untuk olah TBS = 110 menit.
 Suhu rebusan 140oC – 145oC
Cara kerja :
 Masukkan lori berisi TBS kedalam sterilizer, kemudian tutup pintu.
 Buka uap pembuangan udara (3 menit). Kemudian tutup.
 Buka kran inlet uap sampai tekanan naik 1,5 kg/cm2 (7 menit).
 Kemudian buka kran pembuangan uap dan air condensate sampai tekanan turun 0,5 kg/cm2 (3 menit), tutup
 Masukkan kembali uap sampai tekanan 2,2 kg/cm2 (12 menit)
 Buka kran pembuangan uap dan kran air kondensat sampai tekanan turun 1kg/cm2 (5 menit).
 Masukkan uap sampai tekanan 2,8 – 3,0 kg/cm2 dan pertahankan selama 50 menit.
 Buang uap untuk menurunkan tekanan sampai 0 (10 menit)
Hal-hal yang perlu diperhatikan dan pengawasannya akan melakukan perebusan adalah:
 Memeriksa packing pintu dan pintu rebusan apakah sudah terkunci.
 Pengisian lori tidak terlalu penuh.
 Tekanan uap harus sesuai dengan sistem perebusan yang digunakan.
Sedangkan hal-hal yang dapat mempengaruhi hasil dari proses perebusan adalah :
1. Tekanan dan waktu yang terlalu tinggi, hal ini menimbulkan :
a. Warna minyak yang dihasilkan terlalu tua sehingga sulit untuk dipucatkan.
b. Losse minyak pada air rebusan akan meningkat.
2. Tekanan dan waktu pada air rebusan akan meningkat.
a. Buah menjadi kurang masak sehingga brondolan tidak lepas dari tandan.
b. Pelumatan dalam digester menjadi tidak sempurna karena sebagian daging buah tidak lepas dari biji yang berakibat kehilangan minyak pada ampas dan biji bertambah.
c. Fiber menjadi basah dan menyebabkan pembakaran dalam dapur boiler tidak sempurna.
Buah yang telah selesai direbus ditarik oleh capstan kemudian diangkat dengan hosting crane ke alat penebah (Theresher)
B. Captand
Capstand adalah alat yang berbentuk roll berputar. Fungsinya untuk menarik lori-lori di sepanjang rell di stasiun rebusan.
Spesifikasi alat :
- Merk : Sumitomo Jepang
- Type : LS 132/WMS 15 881/59
- Kapasitas tarik : 22 lori
- Isi : 2,75 ton
- Daya/Rpm : 5,5 kw/1500/25 rpm
- Kecepatan tarik : 22 meter/menit
4.1.5 Stasiun Penebah
Stasiun penebah merupakan alat yang berfungsi untuk memisahkan buah dari tandan. Stasiun penebah terdiri dari :
a. Hosting Crane
Adalah alat untuk mengangkat lori yang berisi tandan rebus ke hopper.
Hal-hal yang perlu diperhatikan saat pengoprasian :
 Pada saat mengangkat, jangan dilakukan secara tiba-tiba tetapi harus perlahan-lahan
 Pada saat memasang rantai pengangkat, harus tepat pada kuping lori.
 Memeriksa katrol, roda gigi dan kabel hosting crane.
b. Hopper
Adalah tempat penampungan sementara tandan buah rebus sebelum dimasukkan kedalam drum theresher.
c. Auto Feeder
Adalah alat mengatur masuknya tandan rebus yang ada di hopper kedalam drum threseher.
Spesifikasi alat :
- Pembuat : PT.A. Sarana Teknik Medan
- Tahun pembuatan : 1989-1990
- Merk : sumitomo jepang
- Type : HAMN 3-893 B.1/493 3 HP
- Ukuran panjang : 2,8 meter
- Ukuran lebar : 4,6 meter
- Kemiringan + : 26o
- Kecepatan putaran : 3 kw
- Jumlah : 2 unit
Hal yang perlu diperhatikan:
 Pengisian tandan rebus ke drum thresher tidak boleh sekaligus karena dapat menyumbat talang/pintu masuk ke drum theresher.
 Kontinuitas harus dijaga dan volume digester tetap terisi ¾ bagian.
d. Drum Thresher
Adalah alat yang berbentuk drum berputar.
Ada 2 type alat pemipil yang dikenal :
1. Type beater drum stripper
Yaitu terdiri dari tangkai-tangkai pemukul yang ditempatkan pada as panjang yang mempunyai jarak tertentu dan bekerja memukul-mukul buah sambil menggeser buah kearah ujung alat.
Alat tersebut juga mengangkat tandan sehingga jatuh berguling-guling dan buah akhirnya buah terlepas.
2. Type rotary drum stripper
Adalah alat pemipil dengan membanting buah dalam drum berputar yang mempunyai kisi-kisi serta dipasangi strip (fifting bors). Tandan bergerak ke atas searah dengan putaran trombol kemudian tandan jatuh terbanting sehingga buah dari tandan.
Di PKS Luwu Unit I – Burau, Thresher yang dipakai adalah type rotary drum stripper. Kecepatan tromol mempengaruhi efisiensi pemepilan. Putaran yang baik adalah apabila tandan jatuh disumbu dan jatuh lagi didasar drum.
Spesifikasi alat :
 Pembuat : PT.A. Sarana Teknik Medan
 Tahun pembuatan : 1989
 Merk : Leroy Somer - France
 Jumlah : 2 unit
 Ukuran panjang : 2,4 meter
 Ukuran lebar : 4,6 meter
 Kecepatan putaran : 24 putaran/menit
 Daya motor/Rpm : 15 HP/1500 rpm
 Type : LS 160 M
Hal yang mempengaruhi efisiensi pemipilan :
 Diameter drum
Semakin besar drum maka akan semakin semudah terpipil.


 Panjang drum
Panjang drum akan mengakibatkan waktu pemipilan semakin lama sehingga masa bantingan semakin lama.
 Putaran drum
Kecepatan drum adalah merupakan cara untuk mengangkat tandan dan juga untuk menggulingkan tandan.
Hal yang perlu diperhatikan :
Pengisian tandan rebus ke drum thresher tidak boleh sekaligus karena dapat menyumbat talang/pintu masuk ke drum thresher.
e. Fruit confeyor under thresser
Spesifikasi alat :
- Ukuran : 50 x 600 cm
- Motoran : 3 HP – 1500 rpm
- Jumlah : 2 buah
f. Bottom cross fruit conveyor
Spesifikasi alat :
- Ukuran : 50 x 600 cm
- Motoran : 3 HP – 1500 rpm
- Jumlah : 1 buah
g. Fruit elevator
Adalah alat pengangkat yang berbentuk seperti timba-timba yang berfungsi untuk mengangkat brondolan rebus ke digester.
Spesifikasi alat :
- Ukuran : 340 x 86 cm
- Motoran : 3 HP – 50 rpm
- Rantai : roller chain 4”
- Jumlah : 2 unit
h. Top cross fruit conveyor
Spesifikasi alat :
- Ukuran : 50 x 600 cm
- Motoran : 3 HP – 1500 rpm
- Jumlah : 1 buah
i. Horizontal empty bunch conveyor
Yaitu alat pengangkut tandan kosong yang keluar dari drum thresher.
Spesifikasi alat :
- Ukuran : 2200 x 70 cm
- Motoran : 15 HP – 50 rpm/LS 112 MI-4E2
- Rantai : roller chain 4”
- Jumlah : 1 buah
- Sprocket : 12 gigi Ǿ 392,3 mm
Hal yang perlu diperhatikan dan pengawasan :
- Tandan kosong yang keluar dari drum thresher jangan sampai terjepit diantara rantai dengan plat.
- Memeriksa sambungan rantai.
j. Inclinite empty bunch conveyor
Spesifikasi alat :
- Ukuran : 6100 x 70 cm
- Motoran : 15 HP – 50 rpm/LS 160 m-4R3
- Rantai : roller chain 4”
- Jumlah : 1 buah
- Sprocket : 12 gigi Ǿ 392,3 mm
k. Incinerator
Adalah tempat pembakaran tandan kosong.
Spesifikasi alat :
- Jumlah : 2 buah
- Kapasitas : @ 30 ton TBS/jam

4.1.6 Stasiun Kempa
Brondolan yang dibawa oleh top cross fruit conveyor masuk ke digester selanjutnya dipres dengan alat screw press.

A. Digester
Adalah merupakan bejana vertical yang dilengkapi perajang atau pisau, pemanas sistim injeksi dan thermometer.
Tujuan pengaduan untuk melumatkan brondolan rebus agar memudahkan pengempaaan dalam screw press. Suhu diberikan agar minyak mudah mencair dan mudah keluar dari kantong minyak sedangkan yang masih berbentuk emulsi akan pecah menjadi minyak. Semakin tinggi suhu digester maka pengrajang semakin baik dan akan meringankan daya kerja screw press serta mengurangi biji pecah. Namun minyak yang terdapat dalam digester akan menurunkan efisiensi pengudukan maka minyak tersebut perlu dipisahkan dengan cara membuat lubang dibawah digester. Jika tidak dipisahkan maka akan masuk ke dalam screw sehingaa dapat menurunkan kapasitas screw.
Spesifikasi alat :
 Pembuat : PT. A. Sarana Teknik Medan
 Tahun pembuatan : 1988/1989
 Bentuk fisik : Bejana Silinder Tegak
 Set pisau aduk : 5 set
 Jumlah : 4 unit
 Daya motor : 30 kw
 Putaran : 30 rpm
 Isi : 3200 rpm
 Tekanan uap : 2,5 – 2,8 kg/cm2
 Suhu : 90o C – 95oC
Hal yang perlu diperhatikan selama proses :
 Isi minimum ¾ bagian dari digester.
 Suhu harus dipertahankan 90o C – 95oC.
 Masa dijaga sampai jadi bubur.
 Waktu perlumatkan diusahakan 20 menit – 25 menit


a. Screw press
Adonan dari digester selanjutnya diolah pada screw press. Screw press adalah alat pemerah yang fungsinya untuk memisahkan/mengeluarkan minyak dari pericah. Screw press terdiri dari silinder yang berlubang-lubang, Warm screw (ulir) yang berputar berlawanan arah dan cone.
Mekanisme kerja pengempaan adalah masuknya adonan kedalam screw press dan mengisi warm screw. Karena putaran ulir, adonan akan mengarah ke ujung as screw dan tertahan oleh cone sehingga adonan terperah dan minyak keluar. Untuk memudahkan keluarnya minyak dari adonan, diberikan air pengencer dengan suhu 90 – 95oC.
Spesifikasi alat :
 Kapasitas : 10 – 15 ton TBS/jam
 Jumlah : 4 unit
 Type : LP 10 – 15 ulir ganda
 Daya / motoran : 30 HP – 1470 rpm/V.Belt C – 117
Hal yang perlu diperhatikan :
 Suhu dipertahankan 90oC
 Tekanan hydrolik 38 – 43
 Hasil press cake harus kering (7% - 8% lemak zat kering)
 % biji pecah max. 12%
 Penambahan air panas 15 – 20 % TBS
 Setelah selesai mengolah sebaiknya screw press dalam keadaan kosong.
Hasil dari pengempaan ini akan menjadi 3 bagian, yakni : minyak kasar, biji (nut), dan serat (fiber). Minyak kasar yang dihasilkan masih tercampur dengan pasir, kotoran dan air sehingga ditampung di oil gutter (talang minyak). Sedangkan serat dan biji akan masuk ke cake breaker conveyor untuk proses pengutipan inti.
b. Cake Breaker Conveyor
Hasil pengempaan atau ampas press keluar dan dibawa oleh Cake Breaker Conveyor ke Depricarper. CBC adalah alat berbentuk tulang horizontal yang didalamnya dilengkapi conveyor untuk memecahkan dan mendorong ampas ke ujung as.
Spesifikasi alat :
 Pembuat : PT. A. Sarana Teknik
 Jumlah : 2 buah
 Tahun : 1989
 Kecepatan Putaran : 100 rpm
 Diameter ularan : 630 mm
 Panjang ularan : 26,5 m
 Gear motor : 15 HP/1500 rpm
 Merk : Leroysomer-France

4.1.7 Stasiun Pemurnian Minyak (Klarifikasi)
Minyak kasar yang berasal dari oil gutter akan dipompakan ke stasiun pemurnian minyak (klarifikasi) untuk proses pemurnian minyak atau pembersihan lebih lanjut. Stasiun klarifikasi ini terdiri dari proses pemurnian minyak dan proses pengambilan minyak dari sludge. Tujuan utama proses pemurnian minyak adalah untuk memisahkan minyak dari kotoran, air, dan lumpur. Minyak dari oil gutter tersebut akan masuk ke tangki pengendapan pasir (Sand trap tank).
A. Sand trap tank
Sand trap tank merupakan alat yang berbentuk silinder tegak yang bagian bawah berbentuk kerucut dan dilengkapi alat pemanas induksi. Alat ini berfungsi untuk memisahkan pasir dari minyak berdasarkan gaya gravitasi.
Spesifikasi alat :
 Ukuran diameter : 1,5 meter
 Ukuran tinggi : 3 meter
 Jumlah : 1 buah
Yang perlu dimonitor adalah 4 jam sekali di Spei.
B. Vibrating Screen
Alat ini merupakan alat yang bergetar berbentuk lingkaran yang dilengkapi saringan. Alat ini berfungsi untuk memisahkan/menyaring kotoran atau ampas halus yang masih terbawa minyak dari Sand Trap Tank.
Spesifikasi alat :
 Pembuat : PT. AMCO
 Tahun Pembuatan : 1996/1997
 Jumlah : 2 unit
 Ukuran Saringan Kawat : 2 m2
 Daya/rpm : 2 HP – 1500 rpm
 Ukuran Tangki : 3 x 1,8 m x tinggi 3,8 m
Hal yang perlu diperhatikan dan pengawasan :
- Saringan selalu dibersihkan dari kotoran,ampas halus agar minyak tersaring dengan baik.
- Bila saringan robek atau bocor, segera diperbaiki atau diganti.
- Memeriksa getaran saringan atau elektomotor.
C. Crude Oil Tank ( COT )
Merupakan alat berbentuk persegi empat yang dilengkapi pemanas induksi dan thermometer. Fungsi alat ini untuk menampung dan pengendapan minyak dari Vibrating Screen.
Spesifikasi alat :
 Panjang : 3 meter
 Lebar : 1,8 meter
 Tinggi : 1,8 meter
 Dilengkapi pompa : 2 unit
 Kapasitas :
 Daya motoran : 5,5 HP – 1450 rpm
 Jumlah : 1 unit
D. Continues Setling Tank ( CST )
Minyak dari COT di pompa ke continues Setling Tank. CST adalah alat berbentuk silinder dengan bagian bawah berbentuk kerucut terbalik. Di dalamnya di pasang pipa panas system induksi, injeksi dan skimmer.
Proses pengutipan minyak dilakukan dengan daya grafitasi dibantu dengan uap panas ( 90-95oC ).
Spesifikasi alat :
 Ukuran diameter : 2,85 meter
 Ukuran tinggi : 6 meter
 Kapasitas : 15 m3
 Uk. Pipa pemanas : 50,8 mm
 Pipa pemanas induksi : 25 mm
Yang perlu diperhatikan pada saat proses :
- Suhu dipertahankan 90oC – 95oC.
- Masa diusahakan tenang.
- Ketinggian minyak mentah dari permukaan masa cair min. 30 cm.
E. Oil Tank
Minyak yang terkutip dari CST masuk ke Oil Tank, sludge ke sludge tank sedangkan drap di alirkan ke drabe Tank. Oil Tank adalah alat berbentuk silinder dengan bagian bawah berbentuk kerucut terbalik yang dilengkapi pemanas induksi, injeksi dan thermometer.
Spesifikasi alat :
 Jumlah : 1 buah
 Ukuran diameter : 2,3 m
 Ukuran tinggi : 4 m
 Diameter pipa induksi : 1,5 inch
F. Oil Purifier
Minyak yang keluar dari oil tank akan masuk ke oil purifier yang berfungsi untuk memisahkan kotoran – kotoran yang terdapat dalam minyak serta untuk menurunkan kadar air dari minyak tersebut. Alat ini bekerja berdasarkan gaya sentrifugal putaran tinggi. Selanjutnya minyak akan dipompakan ke Vacum Drier.
Spesifikasi alat :
 Tahun pembuatan : 1986
 Merk : Westfalia D. 4740 Dedle West Germani.
 Type : OSA 20 – 02 – 066
 Kapasitas : 6 T / H
 Motoran : 24 / 13,8 A 380 V 1445 rpm
 Jumlah : 3 unit
 Putaran : 7050 rpm
Yang perlu diperhatikan saat operasi adalah :
- Posisi minyak pelumas pada gear chember harus menunjukan 2/3 bagian pada sight glass.
- Suhu feeding dipertahankan 90oC – 95oC
- Kandungan dalam feeding max. 0,60% dan kotoran max. 0,04%.
Cara pengoprasian :
- Buka rem
- Hidupkan mesin
- Hidupkan pompa
- Putar switch
- Buka kran inlet
- Buka kran air panas
G. Vacum Drier
Merupakan alat berbentuk silinder vertical yang dilengkapi dengan alat pengukur tekanan vacum. Fungsi dari Vacum Drier adalah sebagai tempat pengeringan minyak, untuk mengurangi kadar air yang terkandung dalam CPO sehingga mencapai 0,10% dengan cara penguapan hampa.
Spesifikasi alat :
 Merk : Solinger Fisher – Germani
 Type : 2129
 Kapasitas : 9 ton / H
 Schal Thisung : 5/250
 Gear : GL DNV
 Tcil Mr : 2163 – 2349 – 010
 Jumlah : 1 buah
Dilengkapi pump transfer ke tangki timbun, dengan data teknisnya sebagai berikut :
- Merk : Blackmer – W – Germani
- Type : Rotari Vare ( 520 rmp )
- Motoran : 4 Hp – 1445 rpm
- Jumlah : 2 unit
Yang perlu di perhatikan saat operasi adalah :
- Tekanan Vacum minimal 50 torr.
- Mengontrol pompa Vacum jalan atau tidak.
Cara pengoprasian :
- Buka kran minyak ke storage tank.
- Hidupkan pompa kinyak ke storage tank.
- Hidupkan pompa vacuum.
- Buka kran minyak masuk vacuum drier.
H. Sluge Tank
Sludge Tank merupakan alat penampung sludge dari CST. Alat ini berbentuk silinder vertical yang bagian bawahnya berbentuk kerucut terbalik. Alat ini dilengkapi pemanas sistem induksi dan thermometer.
Spesifikasi alat :
 Ukuran diameter : 2,3 meter
 Ukuran tinggi : 3,0 meter
 Diameter pipa pemanas : 1,5 meter
 Sludge separator Type : BSC 3/2 2013
 Motoran : 53/33 5.A 380 V 2940 rpm
Pengawasan disini difokuskan pada kualitas minyak dan sludge.
I. Sludge Separator
Minyak dari sludge tank akan disaring di Vibrating screen dan selanjutnya dipompa ke tangki umpan dan disaring lagi di brusstener. Kemudian masuk ke sludge separator . alat ini berfungsi untuk memisahkan kotoran dari minyak dengan cara putaran tinggi.
Spesifikasi alat :
 Jumlah : 2 unit
 Type : Sludge Centrifuge
 Model : CNCI
 Power : 15 KW
 Putaran : 1.400 rpmn
 Pembuatan : Malaysia
J. Buffer Tank
Adalah alat berbentuk segi empat yang dilengkapi pemanasan induksi yang berfungsi untuk penampung minyak dari sludge separator sebelum dipompakan untuk penampung minyak dari sludge separator sebelum dipompakan ke CST.
- Jumlah : 1 buah
- Lebar : 2m
- Tinggi : 1m
K. Dekating tank
Yaitu tempat penampungan dan pemisahan air dan lumpur yang masih mengandung minyak yang didram dari CST, oil tank, dan sludge tank dan ruang penampung minyak.
Pada Decating dipasang pemanasan uap sistim induksi guna memanaskan sludge agar minyak akan terpisah. Dan karena panas minyak akan melayang dan meluap masuk pada sekat penampungan untuk dipompa ke CST.
Spesifikasi alat :
 Ukuran panjang : 3,3 meter
 Ukuran lebar : 1.43 meter
 Ukuran tinggi : 1,53 meter
 Sludge pump : 2 unit
 Type : BSC 3/2
 Motoran : 5,5 HP-1450 rpm
L. Fat pit
Pada bak fat pit air buangan/lumpur berasal dari semua proses pengolahan CPO dan pressan serta sterilizer yang mengandung minyak akan diproses secara sedimentasi guna memisahkan antara lumpur, air, dan minyak.
Pada bak fat pit ini proses pemisahan dilakukan dengan prinsip dekanitas grafitasional sehingga lumpur dapat mengendap dan terpisah dari minyak. Proses ini dilakukan dengan pemanasan oleh uap sistim injection, sehingga minyak dapat terkutip untuk diteruskan ke CST untuk diproses ulang dan lumpur bersama air yang mengandung dibuang ke kolam limbah.
Spesifikasi alat :
 Ukuran panjang : 13,725 meter
 Ukuran lebar : 6,0 meter
 Ukuran tinggi : 1,5 meter
 Ukuran Diameter Pipa Pemanas : 1,5 Inchi
Pada prinsipnya pengawasan yang dilakukan pada stasiun klarifikasi :
- Mempertahankan suhu minyak 90 0C – 95 0C.
- Melakukan pembuangan endapan lumpur (spei) 6 jam srkali pada tank-tank pengendapan.
- Memeriksa oli mesin pada oil purifier.
- Mengontrol buangan oil purifier, bila banyak tidak keluar maka perlu dilakukan reparasi / pembersihan nozel dari kotoran.
- Mengontrol pengutipan minyak (skimmer) padaVCT.
- Mengontrol tekanan Vacum Drier.

M. Storage tank
Adalah penampung minyak masuk dari Vacum Drier yang berbentuk silinder vertical yang dilengkapi pipa pemanas induksi.
Spesifikasi alat :
 Jumlah : 2 Buah
 Kapasitas : 2.000 Ton

4.2 Pengolahan Pabrik Biji
Stasiun pengutipan inti adalah tempat untuk memisahkan serat dari biji, memecahkan biji dan memisah cangkang dari inti serta pengerigan inti.
Stasiun pengutipan inti terdiri dari :
a. Cake Breaker Conveyor (CBC)
Biji bercampur ampas dari pressan masuk di CBC. Dalam CBC sambil dibawah biji dicacah hingga terlepas dari ampas dan serabut. CBC adalah alat yang berbentuk talang yang didalamnya ada conveyor.
Spesifikasi alat :
 Pembuat : PT.A. Sarana Tehnik Medan
 Tahun Pembuat : 1989
 Diameter Conveyor : 630 mm
 Pasang Ularan : 26,5 meter
 Posisi Padle : ± 220
 Jumlah : 2 unit
 Gear Motor : 15 HP – 50 rpm
b. Polishing Drum
Drum merupakan alat yang berbentuk drum berputar dengan dinding berlubang. Alat ini berfungsi untuk membersihkan biji dari serat yang masih melengket pada biji. Ampas akan di hisap blower menuju ke fiber cyclone untuk selanjutnya dibawa oleh conveyor ke boiler sebagai bahan bakar pada boiler, sedangkan biji akan jatuh di conveyor dan selanjutnya dibawa ke Nut Silo

Spesifikasi alat adalah :
 Ukuran panjang : 6000 mm
 Ukuran Diameter : 915 mm
 Jumlah : 2 unit
 Motoran : 5,5 HP Somer – france LS 112 M1 – 4E2
c. Nut Silo (Pengering Biji)
Dalam Nut silo biji ditempurung sambil diperam menggunakan uap sistim induksi pada suhu 700C dan 600C guna menurunkan kadar air hingga mudah dipecahkan. Kemudian biji setelah diperam jatuh di Ripple Mill. Alat ini berbentuk segi empat dengan bagian bawah berbentuk limas yang dilengkapi Nut Shaking Grade untuk mengatur pengeluaran biji.
Fungsinya : untuk pemeraman biji kelapa sawit hingga kadar air mancapai maksimal 12%.
Yang perlu diperhatikan adalah :
Pemanasan dengan udara panas dibagi menjadi 3 (tiga) zone :
- Zona atas : 70oC
- Zona tengah : 60oC
- Zona bawah : 50oC
- Posisi biji sawit dalam nut bin diupayakan selalu penuh.
d. Ripple Mill
Dalam Ripple Mill karena fungsinya untuk memecahkan biji, maka biji yang jatuh dari Nut Silo digiling oleh suatu rol yang berputar diantara landasan segmen yang bergerigi yang mempunyai celah renggangan sebesar bulatan inti.
Inti yang bercampur biji dibawa ke Vibrating Grade untuk diayak antara biji sawit yang belum pecah dari inti. Dimana biji yang belum pecah masuk di conveyor dibawa kembali ke Ripple Mill untuk dipecahkan. Dan inti dari Vibrating Grade jatuh di Conveyor pengantar masuk di Elevator diangkut ke Conveyor distribusi menuju Kernel Silo sedangkan cangkang dihisap oleh blower menuju shell cyclone dan selanjutnya dibawa conveyor ke boiler sebagai bahan bakar.
Spesifikasi alat :
 Pembuat : Australia / 1989
 Merk : Toshiba
 Putaran Motor : 700 rpm
 Type : 16 – 12 V
 Motoran : 7,5 HP – 1450 rpm
 Kapasitas : 4 ton / jam biji sawit
 Jumlah : 4 buah
 Daya : 7,5 kw – 1440 rpm
Yang perlu dimonitor adalah :
- Effisiensi Ripple Mill min 95%
- Nut harus kering kadar air 12 %
e. Kernel Silo
Kernel Silo merupakan tempat pengeringan dan penyimpanan sementara kernel yang berbentuk segiempat yang dilengkapi pemanas sistem induksi dengan pengaturan suhu yang berbeda dalam tiap bagian. Bagian atas suhu 80oC, tengah suhu 70oC dan bagian bawah dengan suhu 60oC.
Spesifikasi alat :
 Kapasitas : 20 ton kernel / unit
 Jumlah : 3 unit
f. Kernel Storage
Kernel yang berasal dari kernel silo akan dibawa ke gudang kernel sebagai tempat penyimpanan inti sebelum dipasarkan.

4.3 BOILER
Uap pada suatu pabrik kelapa sawit adalah salah satu sumber utama yang dibutuhkan yakni untuk proses pengolahan buah kelapa sawit. Dan juga digunakan untuk kebutuhan pembangkit tenaga listrik guna menggerakan peralatan dalam pabrik, sehingga penyediaan uap harus terpenuhi. Dan untuk memenuhi kebutuhan tersebut dipilih sistem seri dengan By Pass dimana uap yang dihasillkan boiler yang dipakai untuk menggerakkan Turbin dan sebagian untuk dipakai pengolahan buah kelapa sawit.
Ketel uap adalah suatu pesawat yang mengubah fase cair menjadi fase uap dengan pemanasan tinggi.
Di PKS Luwu Unit I Burau, jenis ketel uap yang dipakai adalah ketel uap pipa air ( Water Tube Boiler ) dimana pipa – pipa air langsung menerima panas.
Ketel uap terdiri dari :
A. Ruang Bakar
Ruang bakar berfungsi sebagai tempat pembakaran,terdiri dari 2 ruang yang dibatasi dengan kisi – kisi ( Fere Grate) dengan lantai. Ruang ini dikelilingi header yang berhubungan dengan drum atas dan bawah.
B. Drum atas dan Dram Bawah
Dram atas berfungsi sebagai tempat pembentukan uap yang dilengkapi sekat-sekat penahan butir – butiran air dalam bentuk uap sedangkan drum bawah berfungsi sebagai tempat sirkulasi air dan tempat penampungan endapan dari drum atas untuk memudahkan blow dawn.
C. Super Heater
Adalah alat pemanas lanjut untuk mengubah uap basah menjadi uap kering.
D. Heater
Adalah tempat penampungan air pembagi ke pipa pemanas (Water wall).
E. Cerobong asap (Chimney)
Berfungsi untuk saluran pengeluaran asap boiler ke udara terbuka.
Alat pengaman :
a. Peniup Jelaga ( Shoot Blower )
Berfungsi untuk membersihkan pipa-pipa dari kotoran abu sisa pembakaran.
b. Katub Pengawas ( Safety Valve )
Berfungsi untuk membuang uap jika tekanan melebihi tekanan kerja yang telah ditentukan.
c. Gelas Penduga ( Singht Glass )
Alat ini berfungsi untuk melihat permukaan air ketel uap.
d. Kran spei
Kran ini berfungsi untuk membuang air blow dawn dari dram atas, bawah dan header.
e. Manometer
Adalah alat ukur tekanan uap.
f. Kran Induk ( Main Valve )
Berfungsi untuk menutup dan membuka aliran uap keluar.
g. Kran Air
Berfungsi untuk menbuka dan menutup aliran air pengisi ketel uap.
Spesifikasi alat :
- Pembuat : PT. Atmindo Medan
- Tahun Pemebuatan : 1989
- Jumlah : 2 bh
- Tek. Uap : 20 kg/cm2
Hal yang perlu diperhatikan dan pengawasan :
- Pengisian air umpan
- Tekanan uap tetap dijaga 20 kg/cm2

BAB V
UTILITAS

Agar pabrik dapat dioperasikan dengan baik dalam melaksanakan kegiatannya, maka akan dijelaskan mengenai unsur-unsur sarana penunjang yang diperlukan di pabrik minyak kelapa sawit . sarana penunjang itu adalah :
5.1 Air
Dalam pengolahan minyak kelapa sawit salah satu peranan yang penting adalah air yang dimana air akan dipakai untuk ;
- Kebutuhan prosseing uap.
- Kebutuhan umpan ketel uap.
- Kebutuhan pencucian dan keperluan domestik.
Air diambil dari sungai bungadidi. Air dipompa dengan menggunakan pompa dari elektro motor yang kapasitas tarik/isap 120 m3/jam dengan dipasang pipa dalam sungai sebesar 6” diameternya, dan panjang pada kedalaman 9 meter. Dari water intake air dipompa dan dialirkan pada pipa yang diameternya 8” dengan jarak sekitar 3.500 – 4000 meter. Air yang dialirkan tadi dimasukkan dalam kolam water settling tank yang diberi petak atau sekat – sekat dengan tujuan untuk menahan / mengendapkan lumpur dan kotoran lain yang terikut dengan air.
Didalam kolam water settling tank air diberi tawas & soda ash gunanya untuk menjernihkan air dengan mengendapkan dan menetralkan pH dari air itu sendiri. Water setling tank bentuknya persegi panjang dengan kapasitas tampung sekitar 1.200 m3. Air dari Water Settling Tank kemudian dipompakan ke menara Tower I dengan menggunakan pompa dan elektro motor yang kapasitasnya 30 m3/jam pada ketinggian 17 meter.
Pada Tower, air diendapkan. Setelah itu air dialirkan ke stasiun-stasiun pengolahan, sedangkan lumpur/kotoran yang ada akan dibuang pada pipa/saluran pembuangan. Dari Tower I, air dialirkan juga ke Clarifier untuk ditampung dan diendapkan kembali. Di Clarifier ini, air ditampung dengan tujuan untuk membentuk koagulan.
Daya tampung Clarifier ini 30 m3/jam yang dipasang dengan tinggi sekitar 7 meter. Setelah itu, air yang bersih/jernih dialirkan ke Water Basin Tank yang berdaya tampung 300 m3 dengan ukuran kolam 8 x 8 meter. Di Water Basin Tank, air diendapkan lagi dimana air yang bersih dan jernih akan dipompa ke sand filter tank dengan kapasitas 30 m3/jam dan kapasitas pompa itu sendiri 30 m3/jam pada ketinggian 2 meter.
Dalam Sand Filter ini air disaring dengan tujuan untuk menangkap kotoran dan kemudian diendapkan dimana kotoran akan dibuang lewat pipa pembuanagan. Dari sand filter, air yang jernih tadi dipompa ke menara Tower II pada ketinggian 17 meter, yang berkapasitas 30 m3/jam dengan menggunakan pompa dan elektro motor dengan kapasitas 30 m3/jam. Sampai di Tower II, air diendapkan kembali dengan tujuan untuk memisahkan lumpur dari air agar tidak terikut masuk di air umpan.
Setelah di tower II air di alirkan ke cation exchanger yang kapasitas tangkinya 25 m3/jam, sampai di cation air di adakan pemurnian dengan tujuan untuk menghilangkan /mengikat garam mineral (logam) seperti Ca,Na,Fe. Air yang ada dalam cation tadi di pompa ke degesifier yang kapasitasnya 25 m3/jam dengan menggunakan pompa dan elektro motor yang kapasitasnya sama.
Dalam degesifier di pasang blower untuk menghembuskan udara yang ada dalam air sehingga udara bisa keluar dan berkurang. Dari degesifier air dipompakan ke anion exchanger kapasitas 25 m3/jam menggunakan pompa dan elektro motor yang kapasitasnya sama.
Dalam anion air di tampung bertujuan untuk menangkap garam – garam dan untuk mengikat silikat karbonat dan lain-lain, hingga air itu murni tidak terjadi korosi yang membentuk kerak pada pipa steam kapasitas 60 m3pada ketinggian 6 m dan diameter kurang lebih 4,5 m.
Dalam feed air di endapkan agar pH air yang digunakan sesuai dengan aturan pemerintah. Air dari feed water tank dipompakan ke dearator yang kapasitasnya 25 m3/jam. Dalam dearator air dipanaskan pipa steam dan untuk menghancurkan kerak agar mudah keluar kemudian di blow dawn sehingga mutu air yang digunakan sesuai dengan norma yang diinginkan dan tidak terjadi korosi yang merusak peralatan pipa steam pada boiler.
Pada cation exchanger dan anion exchanger setelah lama di pakai, maka alat/bahan penangkap garam mineral, carbon, silica, dll akan jenuh. Maka alat ini akan di regenerasi kembali dengan penambahan bahan kimia yang dimana pada cation adalah dengan cara diasamkan dengan memakai HCl ( asam clorida ) dan pada anion digunakan bahan kimia yaitu soda api ( NaOH ).
Data teknis alat yang digunakan :
a. Water intake
 Pompa : 2 unit
 Merk : guld Pump
 Kapasitas : 120 m3/jam
 TDS : 100 meter
 Type : Deep Will turbin Pump
 Putaran : 3000 rpm
 Pipa isap/kedalaman : 6’’/9 meter
 Pipa air : 8’’
 Jarak : 3,5 – 4 km
 Elektro motor : 2 unit
 Merk : Teco
 Daya : 105 HP dan 100 HP
 Putaran : 2970 rpm
 I. max : 155 A & 150,4 A
b. Water Setling Tank
 Kapasitas : 1200 m3
 Ukuran : 10 x 30 meter
 Pompa : 2 unit
 Kapasitas : 30 m3/jam
 Merk : alen Gwiwnes Pump/Ayax Pump
 Type : WM 25802
 Putaran : 3000 rpm
 Size : 1/00.88.160
 Elektro motor : 2 unit
 Merk : Rolland
 Daya : 20 HP
 Type : SF.160.24.B
 I. max : 22,7.A / 15,5 A
c. Tower 1 dan 2
 Kapasitas : 30 m3/jam
 Tinggi : 17 meter
d. Clarifer
 Kapasitas : 30 m3/jam
 Tinggi : 6 meter
e. Water Bacin
 Kapasitas : 300 m3
 Ukuran : 8 x 8 meter
f. Send Filter
 Kapasitas Tangki : 30 m3/jam
 Diameter : 2,10 meter
 Tinggi : 2,10 meter
 Pompa : 3 unit
 Merk : Ayax Elite
 Kapasitas : 30 m3/jam
 Size : 80 – 16 - Axoc
 Motoran : 2 unit
 Merk : Teco
 Pole : 5,5 HP/4 Kw
 Putaran : 14,55 rpm
 1 max : 9,06 A
g. Cation Exchanger
 Kapasitas : 25 m3/jam
 Jumlah Pompa : 2 unit
 Kap. Motoran : 25 m3/jam
 Putaran : 3000 rpm
 Merk : Taco
 Jumlah Motoran : 2 unit
 Daya : 10 HP
 I Max. : 16 A
h. Anion Exchanger
 Kapasitas : 25 m3/jam
 Jumlah Pompa : 2 unit
 Kap. Motoran : 25 m3/jam
 Putaran : 3000 rpm
 Merk : Taco
 Jumlah Motoran : 2 unit
 Daya : 10 HP
 I Max : 16 A
i. Feed Tank
 Kapasitas : 60 m3
 Tinggi : 6 m
 Diameter : 4,5 m
j. Degasifier
Kapasitas : 25 m3/jam
5.2 Mesin Pembangkit Tenaga Listrik
Pada proses produksi Minyak Kelapa Sawit ini terdapat 2 (dua) buah mesin Pembangkit Tenaga Listrik yaitu : Mesin Diesel dan Turbin Uap. Dari Turbin Generator dapat menghasilkan tenaga listrik sebesar 875 Kva yang dimana kedua unit mesin ini dapat mensuplai arus listrik untuk menggerakkan mesin.
5.3 Uap
Uap pada suatu Pabrik Minyak Kelapa Sawit adalah salah satu sumber utama yang dibutuhkan yakni untuk proses pengolahan buah kelapa sawit. Dan juga digunakan untuk kebutuhan pembangkit tenaga listrik guna menggerakan peralatan dalam pabrik, sehingga penyediaan uap harus terpenuhi. Dan untuk memenuhi kebutuhan tersebut dipilih sistem seri dengan By Pass dimana uap yang dihasilkan oleh boiler yang dipakai untuk menggerakkan Turbin dan sebagian untuk dipakai pengolahan buah Kelapa Sawit.
Boiler adalah suatu alat yang berfungsi menghasilkan uap. Kegunaan uap pada Pabrik Minyak Kelapa Sawit adalah :
- Sebagai Pembangkit Tenaga Listrik.
- Sebagai Perebusan.
- Sebagai Pengeringan dan Pemanasan.
Dalam ketel uap yang sangat penting untuk diperhatikan adalah alat pembakaran atau pengapian (Brander). Brander adalah suatu pesawat dalam ketel uap yang fungsinya untuk membakar pengolahan biji sawit bertekanan 3 kg/cm dengan suhu 80oC – 95oC sedangkan untuk membangkitkan tenaga listrik tekanan uap sekitar 17 – 20 kg/cm2 dengan suhu 260oC.
Bahan bakar yang dipakai untuk boiler adalah serabut buah dan cangkang (kulit inti). Adapun air berasal dari tangki pengumpan daerator yang dipompa oleh Boiler Feed Pump masuk kedalam boiler.
1. Inclused Draft Fan (IDF)
Alat yang berfungsi untuk mengisap bahan bakar dan disanping itu juga berfungsi untuk mengisap sisa – sisa pembakaran yang akan dibuang melalui Dust Collector.
2. Primary Foerced Draft fan
Yaitu alat yang digunakan untuk menghasilakan udara buatan yang akan disalurkan ke ruang bakar melalui kisi – kisi dari bagian bawah ruang bakar.
3. Secondary Forced Draft Fan
Alat yang berfungsi untuk mengisap bahan bakar dan disamping itu juga berfungsi untuk mengisap sisa-sisa pembakaran yang akan dibuang melalui Dust Collector.
4. Cariage Forced Draft Fan
Yaitu alat yang digunakan untuk menghasilkan udara buatan yang akan dihembuskan dari depan kebelakang ruang bakar.
5. Dust Collector
Adalah alat yang digunakan untuk penyaringan dalam pembakaran yang diisap oleh incluced draft fan.
6. Automatic fuel Feeder
Yaitu tempat jatuhnya bahan bakar yang akan dibawah fuwl conveyor dan fibre cyclone. Adapun fungsinya yaitu mengantar bahan bakar masuk kedalam ruang bakar.
7. Super Heater
Yaitu alat yang berfungsi untuk mengubah uap basah menjadi uap kering yang digunakan untuk memutar turbin.
Proses pengolahan bahan bakar pada Stasiun Boiler (Ketel Uap) sebelum pemasukan bahan bakar kedalam ruang bakar, pertama - tama dilakukan pemeriksaan semua peralatan atau material yang dianggap perlu seperti : memeriksa gelas duga, membuang air condensate hyper header , dan membuang udara yang ada dalam ketel.
Bahan bakar yang berasal dari fibre cyclone di bawah menuju ruang bakar, maka akan dibakar bersama begitu pula umpan yang berupa air diambil dari daerator juga masuk dalam boiler. Suhu yang terjadi pada daerator adalah 105oC. suhu air yang diinginkan untuk mencapai uap adalah 2800C -3000C.
Didalam tungku penbakaran banyak dibantu dengan udara buatan. Uap yang dihasilkan dari ruang bakar berupa uap basah yang kemudian akan diubah menjadi uap kering pada alat super heater yang akan digunakan sebagai uap yang akan memutar turbin.
Peralatan bantu utama Ketel Uap yaitu :
a. Pemanas lanjut (steam Super Heater )
Adalah uap panas yang dipanaskan untuk menghasilkan uap yang lebih panas lagi.
b. Air Preheater ( Pemanas alat udara )
Berfungsi untuk menyerap kelebihan panas dari bakar pembakaran.
Ada 3 (tiga) macam air preheater, yaitu :
1. Pemanas udara pipa
Gas asap melalui dinding pipa, udara dialirkan pada sekeliling luar pipa, sehingga terjadi pertukaran panas antara gas dengan udara melewati dinding pipa . Gunanya untuk pertukaran gas asap dan udara yang dipanasi melalui dinding plat uap membatasinya dan udara yang dialirkan diantara plat tadi berselang – seling dengan gas asap.
2. Pemanas udara regenerasi
Adalah elemen logam yang untuk sementara ditempatkan pada aliran gas asap, lalu dalam gas asap elemen logam di panaskan, sementara itu udara dialirkan dalam beberapa saat sehingga udara mengambil panas yang ada pada elemen logam.
c. Ekonomister debu
Alat ini adalah untuk menaikkan temperature air pengisian ketel yang dipanaskan oleh gas asap dan memanaskan terlebih dahulu sebelum masuk kedalam drum ketel.
d. Penangkap deblu (dust collector)
Gas asap yang dibuang dari ketel uap melalui cerobong asap garis dibersihkan dulu melalui alat penangkap debu atau Dust Colecctor.
Ada beberapa alat penangkap debu sebelum gas uap dibuang keluar melalui cerobong, yaitu :
1. Siklon
2. Multi siklon
5.4 Sarana Komunikasi
Saran komunikasi merupakan salah satu penunjang yang sangay penting guna melancarkan proses operasi pabreik itu sendiri. Disini sarana konunikasi dipakai berupa radio penerima yang ditempatkan di sentral ITT Palopo. Jadi melalui ITT Palopo komunikasi dapat disampaikan melalui SSB.

BAB VI
ANALISA LABORATORIUM

Laboratorium adalah tempat untuk memeriksa/menganalisa,meneliti suatu contoh bahan.
Pada umumnya fungsi laboratoruum di PKS yaitu sebagai “ Quality Control ” Atau hanya untuk mengetahui mutu produksi, bahan pembantu ada beberapa analisa yang dilakukan :
1. Analisa mutu produksi CPO
a. Asam lemak bebas (ALB)
b. Kadar air
c. Kadar kotoran
2. Analisa Mutu Produksi Kernel
a. Asam lemak bebas (ALB)
b. Kadar air
c. Kadar kotoran
3. Analisa kehilangan minyak
4. Analisa kehilangan kernel
5. Analisa Ripple mill
6. Analisa mutu air
7. Analisa limbah cair

6.1 Analisa Mutu CPO
Minyak produksi ( CPO) diambil dari minyak yang keluar dari Vacum Dryer.
a. ALB
Alat dan bahan yang digunakan :
• Minyak CPO
• Larutan KOH 0,10.N
• Alcohol
• N-hexane
• Neraca analitik
• Erlemeyer 250 ml
• Buret automatic
• Indicator PP 1%
Cara kerja :
Menyiapkan semua alat dan bahan yang akan digunakan ambil sample kira-kira 3,5 gr dan panaskan. Kemudian timbang berat erlemeyer dalam keadaan kosong, tambahkan alcohol 50 ml dan N-heksana sebanyak 25 ml menggunakan gelas ukur. Masukkan dalam erlemeyer dan berikan indicator PP 1% sebanyak 3-5 tetes lalu titrasi dengan larutan KOH 0,10 N sampai berubah warna dari kuning menjadi merah dan catat banyaknya penggunaan KOH dalam titrasi.
Perhitungan:
V x N x Bm
ALB = x 100 %
Bc x 1000

Dimana : V = volume titrasi
N = normalitas KOH
Bm = berat molekul dari asam palmitat
Bc = berat contoh sample
b. Kadar air
Alat dan bahan yang digunakan :
• Contoh minyak
• Neraca analitik
• Desicator
• Cawan porselin
• Oven pengering
Cara kerja :
Timbang cawan kosong lalu ambil dan timbang kira-kira 20,00 gr dan masukkan dalam oven yang bersuhu 100oC selama 4 jam kemudian dinginkan dalam desicator selama 30 menit dan ditimbang sample.
Perhitungan :
Jawab :

A - B
Kadar air = x 100%
C

Dimana : A = Berat sebelum dioven
B = Berat sesudah dioven
C = Berat contoh sebelum dioven
c. Kadar kotoran
Alat dan bahan yang digunakan :
• N-hexana
• Erlenmeyer
• Desicator
• Kertas saring
• Oven pengering
• Botol penyemprot gelas
• Corong penyaring
• Neraca analitik
Cara kerja :
• Catat timbangan dalam keadaan kosong
• Masukkan contoh yang telah disiapkan dalam cawan kira-kira 19,6 gr
• Contoh dituang pada kertas saring lalu dibilas dengan penyemprot sampai bersih
• Masukkan dalam oven pengering selama 1 jam
• Keluarkan dan masukkan dalam desicator selama 60 menit keluarkan dari desicator dan timbang kertas saring.
• Ambil contoh minyak dan encerkan dengan N-hexana lalu disaring.
• Setelah 1 jam keluarkan dari oven dan masukkan dalam desicator selama 1 jam lalu timbang.
Perhitungan :
Berat kotoran
% Kadar kotoran = x 100%
Berat sampel basah (gr)

6.2 Analisa Mutu kernel :
a. ALB
Penentuan ALB inti sawit pada prinsipnya sama dengan penentuan ALB pada CPO hanya sampel minyak inti sawit diperoleh dari hasil penentuan kadar minyak inti sawit.
b. Kadar air
Penentuan kadar air inti sawit pada prinsipnya sama dengan penentuan kadar air CPO hanya sampel inti dihaluskan terlebih dahulu dengan blender.
c. Kadar kotoran
Alat dan bahan yang digunakan :
• Wadah / tempat untuk simpan inti sawit
• Neraca
• Inti sawit
Cara kerja :
Ambil sample inti sawit yang jatuh dari kernel silo kemudian disortir (dipisahkan) antara lain : inti utuh, inti pecah, biji utuh, biji pecah dan cangkang.
Perhitungan :
Total cangkang
Kadar kotoran = 100%
Berat sample

6.3 Kehilangan minyak
Tujuan :
Yang dimaksud dengan kehilangan minyak adalah minyak yang tidak terkutip atau minyak yang masih terdapat dalam sisa hasil proses / limbah yang dibuang.
Untuk mengetahui kehilangan minyak dengan cara ekstraksi pada :
 Air rebusan
 Tandan kosong
 Ampas press
 Biji
 Drab buangan akhir
Pengambilan sampel dilakukan 3 jam sekali. Setiap shift melakukan analisa setelah pengambilan sampel terakhir.
1. Air rebusan
Alat dan bahan :
• Cawan porselin
• Labu ekstraksi vol 250 ml
• Thimble
• Kapas
• Soklet apparatus
• Timbangan analitik
• Oven
• Desikator
• Hexan
Cara kerja :
• Timbang cawan kosong, masukkan sampel ± 15 gr lalu panaskan pada oven T 105oC selama 4 jam. Dinginkan dalam desikator selama 15 menit timbang.
• Kikis sampel yang sudah kering.
• Timbang labu kosong
• Masukkan sampel kering yang telah dikikis telah kedalam extraction thimble kemudian tutup dengan kapas.
• Kemudian masukkan dalam soxhlet dan hubungkan dengan labu, ekstraksi selama 3-4 jam. Ekstraksi selesai bila warna Isohexan didalam soxclet telah bening lalu timbel diambil.
• Ambil hasil sulingan Iso hexane dalam soxhlet sampai habis, kemudian eksrtaksi didalam labu dimasukkan kedalam oven pada T 105oC selama 30 menit sisa pelarut habis menguap. Dinginkan dalam desikator selama 30 menit, timbang sampai berat konstan.
Perhitungan :
(cawan + sampel basah) – (cawan sampel kering)
% kadar air = x 100%
Berat sampel basah (gr)

Berat minyak (gr)
% zat basah = x 100%
Berat sampel basah (gr)

1000
Untuk silikat - x 0.5 x 0.1 – 10 ppm
5

6.3 Analisa Mutu Air
Tujuan :
Untuk mngetahui mutu air yang digunakan dalam penguapan Boiler sehingga tidak terjadi korosi pada alat ; pipa-pipa dan ketel itu sendiri.
Yang dianalisa adalah :
1. Mutu air Umpan
 pH
 TDS
 Total Hardness
 SiO2
2. Mutu air Ketel
 pH
 Alkalinity-P
 Alkalinity-M
 Total Hardness
 Phospat
 SiO2
 TDS
 Sulphite
 Cholorida
Alat dan bahan :
 Sample air
 Pengering
 Neraca
 Cawan porselin
 Desicator
 Tablet Hardness
 Tablet Chlorida
 Tablet Sulphite
 Tablet Alkalinity-P
 Tablet Alkalinity-M
 Tablet Phosphate
 Oksalat 10%
 Amonium 10%
 HCL 1 : 1
 Kalium Chromat 0,1 N

6.6.1 Untuk air umpan
Penentuan pH air digunakan indicator pH 9,5 – 10,5 ppm. TDS = total Disolfed solid digunakan TDS meter atau grafimetris yaitu dengan disaring dan diuapkan.
Prosedur kerja :
Ambil 5 ml sample air tambahkan tablet hardness satu demi satu sambil dititrasi hingga berubah warna dari warna merah ke warna biru baru dihentikan penambahan tablet dan titrasi. Misalnya pemakaina tablet hardness 2 tablet maka jumlah pemakaian hardness -1 » 2 – 1 = 1 ppm mg/l CaCo3. Untuk TDS air yaitu timbang beratnya dan dioven selama 4 jam kemudian didinginkan di desicator selama 30 menit dan ditimbang beratnya 0,0025 gr berat setelah dioven dan berat contoh misalnya 20,7828 gr.
Berat contoh setelah dioven
Jadi = x 1000000
Berat contoh sebelum dioven

0.0025
= x 1000000
25.7828

= 120 ppm TDS

1000
Untuk silikat = x 0.5 x 0.1
5
= 10 ppm

6.6.2 Untuk air ketel
Untuk pemakaian cholorida : ambil 100 ml sample air dan tumbuhkan tablet cholorida satu demi satu dan titirasi sampai terjadi perubahan warna dari kuning ke coklat lalu titrasi dihentikan.
Misalnya pemakaian tablet cholorida = 2 jadi jumlah tablet yang dipakai x 10 – 10 = 2 x 10 – 10 = 10 ppm.
Untuk pemakaina sulphite : ambil 50 ml sample air dan tambahkan 2 tablet silphite no.1 dan ditambahkan silphite no.2 satu demi satu dan dititrasi hingga berubah warna dari warna biru menjadi biru tua.
Misalnya pemkaian tablet no.2 4 tablet jadi 4 x 4 -2 = 14 ppm.
Untuk alkalinity-M : ambilkan sample air 100 ml tambahkan tablet alkalinity-M satu demi satu dan titrasi hingga berubah warna dari kuning ke warna merah muda.
Rumus : jumlah tablet x 40 – 20
Untuk alkalinity-P : ambilkan 100 ml air sample lalu tambahkan tablet alkalinity satu demi satu dan dititrasi hingga berubah warna dari warna biru menjadi warna kuning.
Rumus = jumlah tablet x 40 – 20
Untuk phosphate : ambil 10 ml sample air dan 1 tablet phospat dan dititrasi hingga terjadi warna kuning maka dalam perbandingan skala phosphate menunjukkan skala 20.
Untuk silikat : ambilkan 5 ml sample air tambahkan 40 ml aquades dibiarkan selama 5 menit setelah tambahkan oksalat 10 % sebanyak 1,5 ml dibiarkan Selma 5 menit dan ditambahkan 2 ml ammonium hektomolded 105 dan tambahkan 2 ml HCL 1 ; 1 dan dititrasi dengan K2CrO4 (kalium chlorat).
1000
Jadi = x K2CrO4¬¬ x Faktor korosi (O2)
ml sampel

1000
= x 0.2 x 0.1 – 4 ppm untuk boiler
5

BAB VII
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari kegiatan prosessing di pabrik minyak kelapa sawit Luwu Unit 1 – Burau, maka penulis dapat menyimpulkan bahwa :
1. Pabrik minyak kelapa sawit Luwu Unit menghasilkan jenis produk sebagai berikut :
a. Produk utama yaitu minyak kelapa sawit (CPO) dan kernel (inti sawit)
b. Produk sampingan yaitu ; tempurung, ampas, dan tandan kosong.
2. Standar mutu hasil pengolahan kelapa sawit di PTP. Nusantara XIV (Persero) PKS Luwu Unit 1 – Burau sesuai dengan stamdar mutu yang diminta oleh konsumen walaupun ada sedikit kualitas yang tidak melonjak tinggi.
3. Penanganan setiap mesin yang rusak dengan system cepat dan tanggap. Hal ini menunjang keberhasilan hasil olahan untuk mencapai kapasitas dan tidak melupakan kualitasnya.
4. Hasil olahan minyak diakui konsumen Karen kualitasnya memuaskan.

B. Saran

10 komentar:

  1. saya tertarik dgn laporan kp nya,kebetulan saya juga kp di ptpn 3,boleh sy minta softnya,tlng kirim ke fiktor_syahputra@yahoo.com
    trims

    BalasHapus
  2. saya ingin bertanya. Bagaimana persyaratan KP di PTPN? mohon bantuannya

    BalasHapus
  3. Silakan saja kirim langsung surat permintaan KP Ke kntor cabang PTPN yg dimks.

    BalasHapus
  4. Apakah cerobong untuk power plan dan boiler (perebusan buah) menjadi satu atau terpisah?
    Terimakasih

    BalasHapus
  5. Terpisah mas karena untuk power ya pake uap kering sedang broiler pake uap basah.

    BalasHapus
  6. Saya lagi melakukan penelitian pemodelan sebaran emisi. kira-kira berapa dimensi dari cerobong power plan dan boiler? (diameter dan tinggi).

    BalasHapus
  7. saya mau nanya, klo limbah dari kelapa sawitnya di apain yah ??

    BalasHapus
  8. Mau nanya nih, klo limbah kelapa sawitnya diapain yah?

    BalasHapus
  9. Tandan kosongnya bisa dijadikan kompos buat di kebun kelapa sawit nya.sedang kernetnya bisa jd bahan bakar di tungku pembakaran nya.

    BalasHapus
  10. khusus untuk stasion sortasi apakah disana menggunakan sistem grading porla,,??

    BalasHapus

Tinggalkan komentarnya dong...