Jumat, 16 Juli 2010

Permintaan maaf cut tari


Saat ini, ada sebuah fakta baru yang telah terungkap dinegri kita ini, walau sebelumnya telah banyak digembor-gemborkan oleh banyak infotainment dan media dinegri kita ini namun baru saat ini menampakkan sebuah titik terang. Sebuah cerita memilukan sekaligus memalukan buat wajah bangsa kita dikanca internasional khususnya dinegara-negara asia tenggara. Sebenarnya aib ini sudah sebulan yang lalu telah banyak tersebar didunia maya dan sangat mudah diakses oleh semua kalangan dinegri ini, termasuk juga oleh kalangan muda kita yaitu para remaja dan anak-anak dibawah umur. Sebuah video mesum yang “entah” dengan sengaja ataupun tidak dibuat oleh tiga orang public figure kita,yang mestinya dapat memberikan contoh yang baik buat para pemuda kita,tapi malah memberikan sebuah kiblat dan pencitraan yang buruk terhadap gaya hidup remaja kita saat ini. Dan “katanya”, diantara 3 sosok individu ini, mengaku sedang memadu cinta dalam sebuah hubungan asmara, yang secara kacamata agama sangatlah tidak pantas dilakukan sebagai individu yang telah dewasa cara berpikirnya. Meski Luna Maya yang saat ini masih berstatus lajang,namun tetap saja hubungan yang dia lakukan dengan “Ariel Peterpan” itu sangat berada diluar garis kewajaran kita sebagai orang timur. Mereka berdua telah secara terang-terangan melakukan sebuah tindakan asusila dengan mengatasnamakan CINTA namun semua itu hanyalah sebuah omong kosong yang telah mengotori arti CINTA yang suci dan hakiki. Tanpa adanya sebuah ikatan “Pernikahan” diantara mereka berdua maka tak ada sebuah toleransi sedikitpun kepada mereka untuk dapat melakukan segala sesuatu yang berada diluar jalur toleransi agama kita. Terlebih lagi kepada Cut Tari yang telah memiliki ikatan yang sangat sakral yaitu “Pernikahan”. Sebagai seorang istri yang semestinya menjaga kehormatan suaminya malah berselingkuh dengan seorang pria lain yang tak ada ikatan apa-apa denganya. Sebuah dosa yang sangat tidak dapat diampuni karena tidak lagi dapat diterima oleh akal rasional kita. Walau kini Cut Tari telah membuat sebuah pernyataan permintaan maaf didepan public namun semua itu hanyalah penyesalan yang sangat terlambat datangnnya. Dimana sebelumnya ia telah berapa kali menolak untuk mengakui perbuatannya didepan public luas.
Q.S An Nisa 34 :
"Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Allah telah melebihkan sebahagian mereka (laki-laki) atas sebahagian yang lain (wanita), dan karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebagian dari harta mereka. Sebab itu maka wanita yang saleh, ialah yang taat kepada Allah lagi memelihara diri[289] ketika suaminya tidak ada, oleh karena Allah telah memelihara (mereka)[290]. Wanita-wanita yang kamu khawatirkan nusyuznya[291], maka nasehatilah mereka dan pisahkanlah mereka di tempat tidur mereka, dan pukullah mereka. Kemudian jika mereka mentaatimu, maka janganlah kamu mencari-cari jalan untuk menyusahkannya[292]. Sesungguhnya Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar".
[289]. Maksudnya: Tidak berlaku curang serta memelihara rahasia dan harta suaminya.
[290]. Maksudnya: Allah telah mewajibkan kepada suami untuk mempergauli isterinya dengan baik.
[291]. Nusyuz: yaitu meninggalkan kewajiban bersuami isteri. Nusyuz dari pihak isteri seperti meninggalkan rumah tanpa izin suaminya.
[292]. Maksudnya: untuk memberi pelajaran kepada isteri yang dikhawatirkan pembangkangannya haruslah mula-mula diberi nasehat, bila nasehat tidak bermanfaat barulah dipisahkan dari tempat tidur mereka, bila tidak bermanfaat juga barulah dibolehkan memukul mereka dengan pukulan yang tidak meninggalkan bekas. Bila cara pertama telah ada manfaatnya janganlah dijalankan cara yang lain dan seterusnya.


Ada sebuah fakta lain yang ingin dibahas saat ini, yang mungkin banyak orang tidak menyorot masalah ini dari sisi yang dianggap penting untuk kita sorot untuk sebuah arti kesetiaan yang sebenarnya. Yaitu sebuah kebodohan yang telah dilakukan oleh suami Cut Tari. Sebuah kesetiaan cinta yang sangat tidak pantas diberikan untuk seorang istri yang telah mengotori kemurnian cinta yang ia miliki. Pengetahuan sangatlah penting dalam penyelesaian persoalan yang satu ini, karena tanpa pengetahuan maka semua itu hanya akan berakhir pada kekecewaaan. Tuhan telah membekali umatNya dengan sebuah Akal dan sebuah hati untuk mensinerjiskan setiap masalah yang kita alami dialam yang fana ini. Namun kedua unsur ini haruslah berjalan selaras, dan tidak bisa saling bersenggolan yang satu dengan yang lainnya dari sudut pandang manapun.
Akal difungsikan untuk menangkap sebuah pengetahuan yang kita dapatkan dari fitrah maupun dari pengalaman kita atas sebuah riset yang empiris. Sedang Hati menjalankan peranannya dalam mengungkap subjek-subjek “Rasa”. Jadi dengan fungsi masing-masing, baiknya kita mesti menempatkan 2 alat ini sesuai dengan tujuan dan peranannya masing-masing. Apabila sebuah “ilmu” terhukumi oleh Akal kita maka hati berperan membenarkan pengetahuan yang telah diterima oleh akal itu. Begitu pula sebaliknya, apabila sebuah “rasa” telah meraba hati maka akal harus bisa merasionalkan rasa yang kita rasakan itu. Adanya senergis antara keduanya adalah sebuah hal yang WAJIB adanya. Bila kita hubungkan dengan kondisi psikologi seorang suami yang telah diselingkuhi istrinya maka tidaklah wajar apabila suami tersebut tidak menunjukkan respon yang sudah selayaknya ia lakukan. Kesetiaan yang ia slalu katakan didepan public demi membela istrinya seakan memutuskan hubungan antara akal rasio dan hati. Ini sama hanya dengan persengkongkolan prostitusi yang ia lakukan kepada istrinya dengan menjual “kehormatan” istrinya untuk dijual bebas untuk pria-pria hidung belang semacam “Ariel Peterpan”. Dan bukan hanya akalnya yang telah mati dengan rasionalitas namun juga hatinya yang telah buta akan kecemburuan. Hal yang mesti dinampakkan oleh seorang pria yang dikhianati pasangannya tapi malah terdiam dan bahkan membela pasangannya tersebut dari serangan argument dari pihak lain. Suatu sikap yang tidak mestinya diberikan untuk seorang “Pelacur Cinta” yang telah terang-terangan menodai murni dan sucinya sebuah ikatan pernikahan. Sebagai pesan terakhir buat Cut Tari kami ingatkan ia akan Q.S An Nur ayat 31 ;
"Katakanlah kepada wanita yang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung kedadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putera-putera mereka, atau putera-putera suami mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka, atau putera-putera saudara lelaki mereka, atau putera-putera saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita islam, atau budak-budak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita. Dan janganlah mereka memukulkan kakinyua agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung".

0 komentar:

Posting Komentar

Tinggalkan komentarnya dong...